Mengapa Paspor Timor Leste Lebih Kuat daripada Indonesia?
JAKARTA, iNews.id - Data terbaru peringkat kekuatan paspor dunia menunjukkan kejutan, paspor Timor Leste tercatat lebih kuat daripada Indonesia. Negara kecil yang baru bergabung dengan ASEAN itu bahkan melampaui Indonesia dalam jumlah negara yang bisa dikunjungi tanpa visa.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar, mengapa paspor Timor Leste bisa lebih kuat dibandingkan Indonesia yang jauh lebih besar dan berpengaruh secara geopolitik?
Menurut data Henley Passport Index 2025, paspor Timor Leste memberikan akses ke 91 negara tanpa visa atau visa on arrival, sedangkan paspor Indonesia hanya ke 79 negara. Selisih 12 negara ini menempatkan Timor Leste beberapa peringkat di atas Indonesia dalam daftar global, sebuah fakta yang mengejutkan mengingat ukuran, ekonomi, dan pengaruh diplomatik kedua negara.
Salah satu faktor utama adalah kebijakan bebas visa Timor Leste dengan negara-negara Eropa dan Amerika Latin. Beberapa negara Uni Eropa memberikan fasilitas visa on arrival atau bebas visa bagi warga Timor Leste karena hubungan diplomatik yang relatif netral dan citra politik luar negeri yang damai.
Sementara itu, warga Indonesia masih memerlukan visa Schengen untuk masuk ke kawasan Eropa, yang menurunkan skor paspor RI dalam peringkat global seperti Henley Passport Index maupun Global Passport Ranking.
Timor Leste dikenal menjalankan politik luar negeri bebas aktif dengan pendekatan damai dan non-konfrontatif. Negara ini jarang terlibat dalam isu geopolitik besar, sehingga lebih diterima oleh banyak negara.
Sebaliknya, Indonesia, sebagai negara besar dengan posisi strategis, seringkali terlibat dalam dinamika politik regional dan global. Meskipun tidak selalu negatif, hal itu membuat sejumlah negara menerapkan kebijakan visa yang lebih ketat terhadap warga Indonesia karena pertimbangan keamanan dan migrasi.
Negara-negara maju biasanya menilai risiko overstay atau imigran ilegal dalam menentukan kebijakan visa. Dalam hal ini, Timor Leste memiliki jumlah warga yang bepergian ke luar negeri jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia, sehingga dianggap berisiko rendah terhadap pelanggaran imigrasi.
Sebaliknya, tingginya mobilitas tenaga kerja Indonesia ke berbagai negara, terutama di sektor informal, membuat sebagian negara menetapkan syarat visa lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan izin tinggal.