Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela: Mimpi!
Advertisement . Scroll to see content

Mengapa Thomas Crooks Ingin Membunuh Donald Trump?

Selasa, 16 Juli 2024 - 03:07:00 WIB
Mengapa Thomas Crooks Ingin Membunuh Donald Trump?
Biro Penyelidikan Federal (FBI) masih berusaha mengungkap motif penembakan mantan Presiden AS Donald Trump oleh Thomas Matthew Crooks (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BETHEL PARK, iNews.id - Biro Penyelidikan Federal (FBI) masih berusaha mengungkap motif penembakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejauh ini tak ditemukan jejak ditinggalkan pelaku, Thomas Matthew Crooks (20), yang mengarah pada motif penembakan.

Para agen telah menggeledah rumah orang tua Crooks serta membongkar akun media sosialnya, namun masih nihil. Hasil penyelidikan awal terhadap Crooks tak menemukan jejak pria itu sebagai pelaku kejahatan terlatih. Dia hanya seorang pemuda biasa yang baru bekerja sebagai asisten di panti jompo.

Crooks lulus SMA pada 2022 dengan reputasi sebagai siswa yang cerdas namun pendiam. Bahkan wali kelasnya menggambarkan Crooks sebagai siswa dihormati serta tidak pernah berpolitik. Ayahnya seorang anggota Partai Republik dan ibunya Partai Demokrat.

Salah seorang teman sekelas yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan mengatakan, Crooks memiliki minat pada komputer dan game.

"Dia sangat pintar. Itulah yang membuat saya kesal, dia seperti anak yang sangat, sangat pintar. Sepertinya dia unggul," tuturnya.

Hasil penelusuran FBI, akun media sosial Crooks tidak mengandung bahasa-bahasa yang mengancam. Mereka juga tidak menemukan riwayat kesehatan mental pada pemuda itu. 

Hal yang bisa dipastikan sejauh ini, Crooks melakukan aksinya seorang diri.

Meski tak ada pengalaman di kasus kriminal, Crooks saat ini disebut sebagai penjahat paling menonjol di antara para pelaku penembakan lainnya di AS. Ini karena target pembunuhannya adalah seorang mantan presiden. Percobaan pembunuhan terakhir sebelumnya dialami George W Bush.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut