Mengenal Agama Maradona di Argentina serta 10 Peraturan Uniknya
BUENOS AIRES, iNews.id - Semasa hidupnya, Diego Armando Maradona dianggap sebagai pahlawan bahkan dewa sepak bola oleh masyarakat Argentina dan dunia. Pengkultusan sosok pesepakbola berkaki kidal itu mendorong beberapa orang membentuk agama Maradona.
Maradona menjadi sosok fenomenal saat masih bermain, sepanjang karier sepakbolanya pemain yang identik dengan nomor punggung 10 itu pernah mengantarkan Argentina meraih trofi Piala Dunia 1986. Salah satu momen yang paling diingat oleh seluruh pecinta sepak bola dunia adalah saat Maradona menghancurkan Inggris di perempatfinal Piala Dunia 1986 di Stadion Azteca, Meksiko.
Dua gol Maradona ke gawang Inggris yang dikawal Peter Shilton--gol pertama dengan sentuhan Tangan Tuhan serta satu gol lainnya solo run dari tengah lapangan melewati 6 pemain lawan--menjadi momen penegasan bahwa dia seorang pesepakbola titisan Tuhan.
“Maradona was something literally out of this world...he carried the Argentinian blood in his veins”
— COPA90 (@Copa90) November 25, 2020
Rest in glory, Diego Maradona. pic.twitter.com/O0tNKjX4s4
Beberapa tahun berselang pasca-momen ajaib tersebut, tiga penggemar Maradona di Argentina--Hector Campomar, Alejandro Veron, dan Hernan Amez--mendirikan sebuah sekte agama bernama Iglesia Maradonia atau yang umum juga disebut Gereja Maradona pada tahun 1998 di kota Rosario, kota kelahiran sang legendaris.
Mengutip dari 90Min, Kamis (26/11/2020), sekte Gereja Maradona menjadikan tanggal 30 Oktober--tanggal lahir Maradona--sebagai hari Natal agama tersebut. Sedangkan tanggal 22 Juni--yang merupakan waktu Maradona mencetak gol tangan Tuhan--dijadikan sebagai hari Paskah.
Pengikut menyembah benda-benda berkaitan dengan Maradona
Awalnya, ketiga penggemar itu memperkirakan agama bentukan mereka akan memiliki 'jemaat' hingga 40 orang. Namun, dalam perkembangannya pengikut agama itu telah mencapai 120.000-200.000 yang terdaftar dari lebih 130 negara di dunia.
"Agama kami adalah sepak bola dan seperti semua agama, itu pasti memiliki Tuhan," kata Alejandro saat diwawancarai The Guardian tahun 2008.
"Kami tidak akan pernah melupakan keajaiban yang dia tunjukkan di lapangan dan semangat yang dia tunjukkan di lapangan dan semangat yang dia bangun pada kami, para fanatik," lanjutnya.
Maradona made millions of people love football because he was an Artist and not just his Pattern but his character and Attitude.
— Laba Laba Master ???????????? (@Buchi_Laba) November 25, 2020
- He was so great that we that he was worshipped (The Iglesia Maradoniana is a religion). Church of Maradona.
R.I.P the Greatest. pic.twitter.com/H1rt9p94S5
Iglesia Maradoniana bukanlah bangunan gereja secara fisik, mereka adalah kumpulan orang yang mengumpulkan barang-barang afinitas mengenai Maradona.
Para anggota Gereja Maradona melakukan perjalanan melintasi Argentina dengan mengumpulkan gambar, patung, dan ornamen yang dipilih untuk menyembah pemenangan Piala Dunia itu.
Peraturan unik agama Gereja Maradona
Sebelum bergabung, para calon anggota dibaptis dengan cara terbilang unik. Mereka diminta meniru momen Tangan Tuhan Maradona di Piala Dunia 1986.
Gereja Maradona juga memiliki 10 peraturan sendiri, yakni:
1. Bola Tidak Pernah Kotor
2. Cintai sepak bola di atas segalanya
3. Nyatakan cinta tanpa syarat untuk Diego Maradona dan keindahan sepak bola
4. Pertahankan jersey timnas Argentina
5. Sebarkan berita keajaiban Diego Maradona ke seluruh alam semesta
6. Hormati kuil (stadion) tempat dia bermain dan kostum sucinya
7. Jangan menyatakan Diego sebagai anggota tim manapun
8. Mengkhotbahkan dan menyebarkan prinsip-prinsip Gereja Maradona
9. Jadikan Diego nama tengah Anda dan beri nama putra pertama Anda
10. Jangan lari dari kenyataan dan jangan menjadi tidak berguna
Kini, sang legendaris benar-benar telah bertemu penciptanya. Dia menghembuskan nafas terakhir di usia 60 tahun pada Rabu (25/11/2020) waktu setempat akibat komplikasi penyakit. Sebelumnya, mantan pemain Napoli, Barcelona dan Boca Juniors itu sempat menjalani operasi kepala.
Adios Diego!! Selamat Jalan Diego!
Editor: Arif Budiwinarto