Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Langgar Gencatan Senjata, Serangan Israel Tewaskan 24 Warga Gaza Sehari 
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Perbedaan Jeda Kemanusiaan dan Gencatan Senjata dalam Perang di Gaza

Sabtu, 11 November 2023 - 08:51:00 WIB
Mengenal Perbedaan Jeda Kemanusiaan dan Gencatan Senjata dalam Perang di Gaza
Mengenal istilah gencatan senjata dan jeda kemanusiaan yang muncul belakangan ini terkait perang di Gaza (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Istilah gencatan senjata dan jeda kemanusiaan sering didengar belakangan ini terkait perang Palestina-Israel di Jalur Gaza. Israel menyerang Gaza tanpa pandang bulu, membunuh lebih dari 11.000 penduduk, sampai Sabtu (11/11/2023). Dari jumlah korban tewas itu, 4.506 di antaranya anak-anak dan 3.027 perempuan.

Dalam situasi perang di Gaza yang begitu darurat, segala upaya dilakukan untuk menghentikan pertempuran sehingga memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk peralatan medis. Dari sini muncul istilah atau usulan jeda kemanusiaan dan gencatan senjata.

Gedung Putih mengumumkan bahwa Israel setuju untuk melakukan jeda kemanusiaan, penghentian sementara serangan di Gaza. Meski demikian, hal tersebut masih jauh dari desakan gencatan senjata sebagaimana diminta Sekjen PBB Antonio Guterres serta sebagian besar komunitas internasional.

Israel mengumumkan jeda kemanusiaan selama 4 jam di wilayah-wilayah tertentu di Gaza Utara. Jeda singkat tersebut bertujuan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan serta memberi kesempatan warga di zona perang untuk keluar.

Selain itu Israel berharap jeda kemanusiaan bisa memfasilitasi upaya pembebasan lebih dari 200 sandera di Gaza. Negosiasi yang melibatkan beberapa negara seperti Qatar dan Mesir mengisyaratkan jeda kemanusiaan bisa ditukar dengan pembebasan beberapa sandera oleh pejuang Palestina di Gaza.

Lantas apa perbedaan jeda kemanusiaan dan gencatan senjata?

Meskipun tidak ada definisi yang tepat berdasarkan hukum internasional, kedua istilah itu mempunyai implikasi berbeda. Sekilas jeda kemausiaan dan gencatan senjata sama, namun para pejabat yang terlibat negosiasi menekankan beberapa perbedaan penting. 

PBB menggambarkan jeda kemanusiaan sebagai penghentian permusuhan yang dinegosiasikan murni untuk tujuan kemanusiaan. Sementara gencatan senjata adalah kesepakatan di mana negara atau kelompok yang bertikai sepakat untuk menghentikan permusuhan secara total.

Israel mengartikan jeda kemanusiaan sebagai penghentian serangan yang bersifat lokal dan terbatas, tidak menyeluruh. Ini jauh berbeda dengan makna gencatan senjata di mana permusuhan antara Israel dan Hamas berakhir tanpa batas waktu.

Majelis Umum PBB pada 27 Oktober menyetujui resolusi menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan" yang berlangsung lama dan berkelanjutan di Gaza. Resolusi itu didukung 121 suara melawan 14 yang menolak, sisanya abstain. Di antara negara yang menolak gencatan senjata adalah Amerika Serikat dan tentu saja Israel.

Presiden AS Joe Biden berulang kali menolak seruan gencatan senjata dengan alasan hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

"Kami masih tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah hal yang tepat untuk saat ini. Gencatan senjata ini tidak memberikan dampak apa-apa, maksud saya, Hamas mendapat keuntungan dari hal tersebut," kata Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby.

AS lebih setuju dengan jeda kemanusiaan yang itu pun sangat terbatas. Beberapa pihak meyakini seruan Biden dalam menetapkan jeda kemanusiaan bertujuan melindungi kepentingan Israel. Sementara itu seruan PBB dan Sekjen Guterres untuk gencatan senjata didorong atas kepedulian terhadap kemanusiaan, bukan kepentingan militer.

Badan-badan internasional memperingatkan parahnya bencana kemanusiaan di Gaza karena terputusnya pasokan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan. Kondisi itu membuat jumlah korban tewas terus meningkat.

Bagi banyak pihak, termasuk Guterres, jeda kemanusiaan terbatas yang diumumkan sejak Kamis lalu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dan merespons kehancuran yang meluas di Gaza.

“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk. Hampir tidak ada cukup makanan, air dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahan bakar untuk listrik rumah sakit dan pabrik air hampir habis,” kata Guterres, dalam pidatonya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Jumat (10/11/2023).

Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, menegaskan setelah jeda kemanusiaan ini, PBB akan terus mengupayakan gencatan senjata kemanusiaan sebagaimana diamanatkan dalam resolusi pada 27 Oktober.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut