Menhan Israel Sebut Hamas Akan Bebaskan 25 sampai 30 Sandera di Gaza
MOSKOW, iNews.id - Israel menyebut Hamas akan membebaskan 20 hingga 35 sandera di Jalur Gaza dalam kesepakatan gencatan senjata tahap pertama. Informasi itu diungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, sebagaimana dilaporkan surat kabar The Jerusalem Post, Selasa (13/8/2024).
Pembebasan sandera Israel merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata tiga tahap yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Mei lalu. Di saat yang sama, Israel juga harus membebebaskan ratusan tahanan Palestina.
Gallant mengumumkan informasi tersebut pada pertemuan tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Knesset.
Diyakini ada sekitar 115 sandera Israel di Gaza sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebanyak 76 di antaranya diyakini masih hidup.
Biden mengajukan proposal gencatan senjata tiga tahap pada 31 Mei lalu untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
"Sudah waktunya perang ini berakhir dan memulai hari berikutnya," ujar Biden, saat itu.
Gencatan senjata fase pertama bakal berlangsung selama 6 pekan. Selama fase itu, seluruh pasukan Israel harus ditarik dari wilayah berpenduduk di Gaza. Hamas harus membebaskan sandera, termasuk orang tua dan perempuan. Sebagai imbalannya, Israel juga membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Pada tahap ini, semua warga Gaza yang mengungsi diperbolehkan pulang ke daerah masing-masing dan 600 truk bantuan kemanusiaan akan masuk Gaza setiap hari.
Fase kedua, Hamas dan Israel akan merundingkan persyaratan-persyaratan untuk menghentikan permusuhan secara permanen. Gencatan senjata pun akan diperpanjang selama perundingan berlanjut. Tak ada batasan waktu mengenai durasi fase ini.
Tahap ketiga mencakup rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza.
Hamas merespons proposal Biden dengan positif dan siap untuk terlibat secara konstruktif dengan usulan apa pun yang didasarkan pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, pemulangan pengungsi, serta kesepakatan pertukaran tahanan jika Israel berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut.
Editor: Anton Suhartono