Menteri Radikal Israel Itamar Ben Gvir Ancam Bubarkan Pemerintahan Netanyahu, Kenapa?
PALESTINA, iNews.id - Itamar Ben Gvir, politikus sayap kanan dalam koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengancam akan mundur dari pemerintahan jika Tel Aviv "gegabah" bernegosiasi dengan Hamas. Ben Gvir sendiri memang dikenal sebagai Menteri Israel yang sangat radikal dan anti-Palestina.
“Kesepakatan yang sembrono = pembubaran pemerintah,” tulis Itamar Ben-Gvir dari partai Kekuatan Yahudi di platform media sosial X, Selasa (30/1/2024).
Postingan tersebut dia buat di tengah laporan media bahwa Israel sedang mempertimbangkan penghentian jangka panjang serangan militernya di Jalur Gaza. Pertimbangan itu muncul lewat negosiasi yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir di Paris, Prancis, baru-baru ini.
Untuk diketahui, faksi Kekuatan Yahudi (Otzma Yehudit) pimpinan Ben Gvir menyumbang enam dari 64 kursi yang dikuasai koalisi agama-sayap kanan Netanyahu di Knesset (Parlemen Israel), sebelum terjadinya perang di Gaza. Sementara, lembaga legislatif negara zionis itu mempunyai total 120 kursi.
Setelah perang meletus, pemerintahan Netanyahu mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang berhaluan tengah dengan 12 kursi ke dalam kabinet darurat.
Ben Gvir dan satu mitra koalisi ultranasionalis Yahudi lainnya, yakni Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dari Partai Zionisme Religius, merasa kesal karena mereka tidak diikutsertakan dalam penasihat perang Netanyahu yang memiliki peran sebagai pengambil keputusan.
Kedua tokoh Yahudi anti-Arab itu menyerukan agar serangan Israel di Gaza jangan dihentikan. Mereka pun meminta agar orang-orang Israel dimukimkan kembali di Gaza pascaperang dengan Hamas selesai. Warga Yahudi meninggalkan Gaza pada 2005.
Netanyahu mengesampingkan wacana pembangunan kembali permukiman Yahudi di Gaza. Akan tetapi, dia mengatakan Gaza pascaperang akan berada di bawah kendali keamanan Israel.
Editor: Ahmad Islamy Jamil