Miliarder Rusia Roman Abramovich Dituduh Beli Klub Chelsea atas Perintah Presiden Putin
LONDON, iNews.id - Miliarder Rusia Roman Abramovich membantah tuduhan dirinya membeli klub sepak bola Chelsea untuk dijadikan alat bagi Presiden Vladimir Putin guna mengganggu Barat. Abramovich merupakan sekutu dekat Putin.
Bantahan itu disampaikan pengacara Abramovic, Hugh Tomlinson, di Pengadilan Tinggi Inggris dalam sidang gugatan pencemaran nama baik terhadap jurnalis Catherine Belton terkait bukunya 'Putin's People: How the KGB Took Back Russia and then Took on the West', Rabu (28/7/2021).
Sang pengacara menegaskan kliennya bukanlah 'kasir' Putin seperti disebutkan.
Dalam buku yang terbit pada 2020 itu, Belton menyebut naiknya Putin ke tampuk kekuasaan berdampak terhadap kekayaan rekan-rekannya. Bisnis mereka menjadi semakin moncer serta punya pengaruh besar setelah ikut berkontribusi memenangkan Putin pada 1999.
Pengacara Abramovich mengatakan kepada pengadilan, isi buku yang diterbitkan oleh HarperCollins itu jelas-jelas fitnah. Selain Belton, Abramovich juga melayangkan gugatan terhadap HarperCollins.
"Penggugat digambarkan dalam buku sebagai kasir Putin dan pelindung dari dana gelap Kremlin," kata Tomlinson, dikutip dari Reuters, Kamis (29/7/2021).
"Apa yang disebutkan adalah Abramovich menyediakan kekayaannya bagi Putin, secara rahasia diberikan kepada Putin dan kroni-kroninya, itu merupakan pandangan yang bisa ditangkap oleh pembaca rasional dan umum," kata Tomlinson, mengenai buku Belton.
Dia menambahkan, Belton menulis buku tersebut berdasarkan keterangan dari sumber tidak bisa diandalkan, seperti Sergei Pugachev, pengusaha Rusia yang kemudian berseberangan dengan Kremlin.
Pugachev menolak mengomentari kasus yang tengah bergulir ini, namun menegaskan siap bertanggung jawab terhadap pemerintah Rusia.
Lebih lanjut Tomlinson juga menyinggung soal isi buku yang menyebut Putin memerintahkan Abramovich untuk membeli klub Chelsea dengan tujuan untuk mengganggu Barat serta untuk membangun sekat pengaruh Rusia.
"Pembaca umum dan rasional pasti akan memiliki pandangan bahwa Roman Abramovich diperintahkan untuk membeli Chelsea. Jadi dia dimanfaatkan sebagai wajah dari rezim yang korup dan berbahaya," kata Tomlinson.
Sementara itu pengacara HarperCollins, Andrew Caldecott, mengatakan, Abramovich tidak punya banyak pilihan selain memenuhi keinginan Putin atau menghadapi kehancuran bisnis.
"Kekayaan Abramovich, sebagian besar bisa diambil jika diminta," kata Caldecott, kepada pengadilan.
Sementara itu dalam kasus sebelumnya, HarperCollins menyepakati perubahan isi penulisan terkait gugatan yang dilayangkan pengusaha Rusia lainnya, Mikhail Fridman dan Pyotr Aven. HarperCollins akan mengubah beberapa bagian isi buku yang membahas mereka.
"HarperCollins dengan senang hati mengubah teks untuk menghapus referensi hubungan antara Aven, Fridman, dengan KGB serta akan meminta maaf bahwa subjek itu belum dibahas dengan mereka sebelum perilisan awal," demikian isi pernyataan.
Editor: Anton Suhartono