Milisi Pemberontak Taliban Minta Biden Lanjutkan Kebijakan Trump di Afghanistan
 
                 
                KABUL, iNews.id - Milisi pemberontak Taliban meminta Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, tetap berpegang pada perjanjian untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan yang disepakati pada Februari lalu.
Saat kampanye Pilpres AS 2020, Presiden Donald Trump yang akan lengser berjanji akan mengakhiri perang di Afghanistan. Pada Oktober lalu, Trump mencuitkan pernyataan bahwa penarikan pasukan AS di Afghanistan akan rampung pada hari Natal tahun ini.
 
                                Namun, pernyataan Trump berbeda dengan pejabat keamanan AS yang mengatakan penarikan ribuan pasukan dari Afghanistan akan rampung pada Mei 2021.
Kekalahan Trump memunculkan kekhawatiran bagi Taliban
 
                                        Kekalahan Trump di Pilpres mencuatkan kekhawatiran tersendiri bagi Taliban proses penarikan pasukan akan terhambat dengan pergantian tampuk pemerintahan AS.
 
                                        Merespons terpilihnya Biden, Taliban meminta politikus Partai Demokrat itu tidak menghentikan proses penarikan tentara AS sesuai dengan kesepakatan yang diteken Trump.
"Negara Islam ingin menekankan kepada presiden Amerika terpilih yang baru dan pemerintahan masa depan bahwa implementasi perjanjian itu adalah alat yang paling masuk akal dan efektif untuk mengakhiri konflik antara kedua negara kami," demikian pernyataan Taliban dikutip dari Reuters, Selasa (10/11/2020).
 
                                        Kekerasan di Afghanistan meningkat
Kekerasan di seluruh wilayah Afghanistan meningkat yang melibatkan Taliban dalam sejumlah insiden penyerangan di ibu kota Kabul, termasuk pada beberapa pangkalan sementara pasukan AS.
Insiden penyerangan terjadi menyusul kegagalan pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dengan perwakilan Taliban di Doha, ibu kota Qatar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sempat mempertanyakan kemungkinan penyerangan tersebut dilakukan oleh sel-sel milisi Al-Qaeda di Afghanistan. Namun, seorang pejabat senior PBB menyebut sejumlah aksi penyerangan masih sangat terikat dengan Taliban.
Editor: Arif Budiwinarto