Misteri Infeksi Covid-19 pada Kru Kapal Argentina setelah 35 Hari Melaut
BUENOS AIRES, iNews.id - Otoritas kesehatan Argentina tengah berusaha memecahkan misteri penularan Covid-19 yang terjadi pada 57 pelaut. Sebelum berangkat melaut, hasil tes mereka menunjukkan negatif Covid-19.
Dikutip dari AFP, Selasa (14/7/2020), Otoritas Kesehatan Provinsi Tierra del Fuego mendapat laporan terjadi penularan Covid-19 di kapal pukat ikan Echizen Maru yang bersandar di Pelabuhan Ushaia pada Senin (13/7/2020) kemarin waktu setempat.
Kapal ikan tersebut terpaksa kembali lebih cepat setelah 35 hari melaut karena beberapa krunya menunjukkan gejala-gejala klinis Covid-19. Semua kru kapal yang berjumlah 61 orang kemudian menjalani tes Covid-19. Hasilnya, 57 kru dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Temuan kasus baru ini cukup membingungkan, pasalnya sebelum berangkat melaut semua kru telah menjalani karantina wajib selama 14 hari di sebuah hotel di kota Ushuaia. Mereka juga telah melewati tes Covid-19 yang hasilnya negatif.
"Sulit untuk menentukan bagaimana kru-kru ini terinfeksi mengingat selama 35 hari mereka tidak memiliki kontak dengan daratan dan bekal makanan mereka semua dibawa dari Ushuaia," kata Direktur Perawatan Kesehatan Primer di Tierra del Fuego.
"Sebuah tim tengah memeriksa kronologi gejala pada kru untuk menetapkan kronologi penularan," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Regional Ushuaia, Leandro Ballatore, meyakini penularan misterius tersebut sebagai "kasus yang lolos dari semua deskripsi mengenai masa inkubasi virus".
"Publikasi periode inkubasi belum ada yang menjelaskannya secara rinci. Kami belum bisa menjelaskan bagaimana gejalanya bisa muncul," kata Leandro.
Setelah menjalani tes Covid-19 semua kru diminta mengisolasi diri di atas kapal yang bersandar di Palabuhan Ushuaia.
Kasus Covid-19 di Argentina telah melewati angka 100.000 pada Minggu (12/7/2020) kemarin dengan angka kematian meningkat menjadi 1.859. Ibu kota Buenos Aires menjadi wilayah dengan tingkat penularan tertinggi di negara itu.
Editor: Arif Budiwinarto