Mobilnya Nyangkut di Pohon Selama 6 Hari, Wanita AS Ditemukan Selamat

WASHINGTON, iNews.id - Seorang perempuan Amerika Serikat (AS) ditemukan hidup enam hari setelah mobilnya terbang dari jalan raya dan mendarat di pohon yang dikelilingi semak-semak kering di Negara Bagian Arizona.

Departemen Keamanan Publik Arizona melaporkan, perempuan 53 tahun itu melakukan perjalanan di rute nasional 60 dekat Wickenburg, sekitar 80 kilometer sebelah utara Phoenix, saat kehilangan kendali beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Diculik saat Umur 4 Tahun, Pria Ini Bersatu Kembali dengan Orang Tua Kandung setelah 21 Tahun

Dia menabrak pagar jalan raya dan jatuh setinggi 17 meter ke atas pohon. Mobilnya pun tetap berada di pohon itu saat ditemukan petugas.

"Tidak ada saksi yang bisa memastikan kecelakaan itu dan butuh waktu enam hari sebelum perempuan itu ditemukan oleh pihak berwenang," kata petugas, seperti dilaporkan AFP, Kamis (1/11/2018).

Pada 18 Oktober, kru pemeliharaan jalan raya Arizona dan seorang peternak berusaha mengasingkan seekor sapi yang tersesat saat mereka melihat pagar yang rusak dan kemudian kendaraan yang hancur itu masih menyangkut di pohon itu.

Seorang polisi, bersama dengan kru pemeliharaan dan peternak, tidak menemukan siapa pun di dalam mobil. Namun mereka menemukan jejak kaki yang mengarah ke dasar sungai.

Polisi menyebut, setelah mengikuti jejak sejauh 457 meter, tim penyelamat menemukan perempuan yang menderita dehidrasi berat dengan luka serius. Namun mereka tak mengungkap identitas perempuan itu.

Kepada polisi, perempuan itu mengaku tinggal di dalam kendaraannya selama beberapa hari sebelum memanjat keluar dan mencoba berjalan menuju rel kereta api dengan harapan dia akan ditemukan oleh seseorang.

Namun dia terlalu lemah untuk melakukan hal itu.

Perempuan itu kemudian dibawa dengan helikopter ke rumah sakit usai diselamatkan petugas.

Direktur Departemen Keselamatan Publik, Frank Milstead, memuji ketekunan petugas penyelamat.

"Karena upaya luar biasa mereka, kehidupan perempuan ini terselamatkan," katanya.

Editor: Nathania Riris Michico