Myanmar Genting, PNS Diminta Siap-Siap Angkat Senjata Perang Lawan Pemberontak
“Ini adalah rencana untuk membantu jika terjadi keadaan darurat,” katanya.
Militer Myanmar sudah berperang melawan etnis minoritas serta pemberontak lainnya selama puluhan tahun. Namun perang pasca-kudeta Aung San Suu Kyi pada 2021 semakin berat. Kelompok-kelompok minoritas dan pemberontak bersatu melawan pemerintah, koordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintahan bayangan yang dibentuk politisi pro-demokrasi pasca-kudeta untuk menentang militer juga besatu dengan beberapa faksi pemberontak. Mereka meluncurkan kampanye "Jalan Menuju Naypyidaw" yang bertujuan untuk mengambil alih kendali ibu kota.
Juru bicara pemerintah Zaw Min Tun pada Rabu (15/11/2023) malam mengatakan, militer menghadapi serangan hebat dari sejumlah besar pasukan pemberontak bersenjata di Negara Bagian Shan, Negara Bagian Kayah, dan Negara Bagian Rakhine.
Menurut Zaw, beberapa posisi militer telah dievakuasi. Pasukan pemberontak bahkan menggunakan drone untuk menjatuhkan ratusan bom di pos-pos militer.
“Kami segera mengambil tindakan untuk melindungi diri dari serangan bom drone secara efektif,” katanya.
Editor: Anton Suhartono