Nah, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Tiba-Tiba Mundur
TEL AVIV, iNews.id - Kepala Staf Angkatan Darat (AD) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Tamir Yadai secara mengejutkan mengajukan pengunduran diri, Selasa (3/9/2024). Yadai menjadi perwira tinggi militer Israel kesekian yang mudur sejak perang 7 Oktober pecah.
Militer Zionis menyebut alasan pengunduran diri Yadai pribadi. Namun IDF tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai alasan pengunduran diri Yadai.
Meski demikian Army Radio Israel menyatakan, Yadai diperkirakan akan mengajukan pencalonan untuk jabatan lainnya di militer.
Keputusan mundur itu diambil Yadai setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan tak akan menarik pasukan Israel dari Koridor Philadelphi, garis perbatasan Mesir dengan Gaza sepanjang 14 km.
Keputusan itu yang menyebabkan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza belum juga dicapai sampai saat ini. Israel mengajukan syarat baru terkait Koridor Philadelphi meski Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menentangnya. Gallant menilai, militer Israel tak harus selalu menjaga koridor itu karena jaraknya tak begitu jauh dari Israel.
Hamas menentang syarat baru tersebut, bahkan menegaskan kembali Israel harus angkat kaki dari seluruh wilayah Gaza.
Pada awal Juni lalu Komandan Divisi Gaza IDF Avi Rosenfeld mengundurkan diri. Dia merasa gagal melindungi pangkalan militer dan permukiman Israel dari serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober.
Dia menegaskan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas tugas masing-masing. Saat itu dia memimpin Divisi 143 yang seharusnya menjaga perbatasan.
Rosenfeld bukan perwira senior Israel pertama yang mengundurkan diri karena gagal mengantisipasi serangan Hamas. Pada April, Kepala Direktorat Intelijen Militer (AMAN) Angkatan Darat Aharon Haliva mengundurkan diri juga karena gagal pada 7 Oktober.
Sebelum itu menteri kabinter perang Netanyahu, Benny Gantz, juga mengundurkan diri dari pemerintah. Mantan menteri pertahanan Israel itu sebenarnya merupakan tokoh oposisi Israel. Dia bergabung ke pemerintahan Netanyahu sejak serangan Hamas pada 7 Oktober demi persatuan. Namun di perjalanan dia mendesak Netanyahu untuk menjelaskan strategi perang di Gaza yang belum terjawab hingga saat ini. Itu yang menjadi salah satu alasannya mundur.
Editor: Anton Suhartono