Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Para pengacara militer Israel menyampaikan keprihatinan mengenai semakin banyaknya bukti yang menunjukkan kejahatan negaranya dalam perang di Jalur Gaza.
Lima sumber mantan pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Reuters, para pengacara militer Israel mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran tersebut dari berbagai pihak, termasuk intelijen AS, selama tahun pertama konflik atau hingga Oktober 2024.
Menurut laporan Reuters, muncul keraguan di kalangan militer Israel tentang legalitas perang yang sangat kontras dengan sikap publik negara Yahudi itu.
Seorang sumber mantan pejabat AS saat pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, data yang dikumpulkan dan dibagikan oleh intelijen AS saat pertemuan dengan Kongres pada Desember 2024 menjadi salah satu materi paling mengejutkan. Isinya terkait kebijakan perang Israel di Gaza yang brutal.
"Ada kekhawatiran Israel sengaja menargetkan warga sipil dan pekerja kemanusiaan," bunyi laporan tersebut, tanpa menjelaskan secara rinci insiden yang dimaksud, dikutip Senin (10/11/2025).
Para pejabat AS juga khawatir meningkatnya jumlah korban jiwa warga sipil bisa dikategorikan melanggar hukum internasional.
AS, di masa pemeerintahan Joe Biden maupun Donald Trump, menegaskan sikap yang tegas membela Israel terkait perang di Gaza.
Bahkan dukungan itu tetap diberikan Biden kepada Israel, meski pemerintahannya, berdasarkan laporan pada Mei 2024, mengungkapkan kekhawatiran bahwa negara Yahudi itu mungkin melanggar hukum humaniter internasional.
Seharusnya, temuan tersebut sudah cukup kuat bagi AS untuk menghentikan pengiriman senjata dan menangguhkan kerja sama intelijen dengan Israel.
Di bawah Trump, AS meluncurkan kampanye tekanan terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
The Intercept baru-baru ini memaparkan upaya lebih luas yang didukung AS untuk menekan dokumentasi dugaan kejahatan perang Israel, dengan mencatat bahwa ratusan video terkait telah dihapus dari YouTube.
Bulan lalu, pejabat hukum tertinggi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi, mengakui telah membocorkan rekaman yang menunjukkan tentara Zionis menyiksa seorang tahanan Palestina.
Dia lalu mengundurkan diri di dan dijebloskan ke penjara tengah tekanan untuk menghentikan penyelidikan atas insiden tersebut.
Editor: Anton Suhartono