Narapidana Tertua Palestina Bebas setelah Dipenjara 17 Tahun di Israel

YERUSSALEM, iNews.id - Pemerintah Israel membebaskan tahanan Palestina tertua di penjara. Dia telah berada di balik jeruji besi selama 17 tahun. 

Fuad Al-Shubaki (83) dibebaskan dari Penjara Ashkelon di Israel tengah pada Senin (13/3/2023). Dia dipindahkan dengan ambulans ke pos pemeriksaan Tarqumia, sebelah barat Kota Hebron, di mana dia disambut oleh keluarganya.

Baca Juga

Turki Buka Koridor Perdagangan Darat Bersejarah ke Yordania dan Suriah, Integrasi Timur Tengah Menguat?

Dilansir dari Kantor Berita Anadolu, keluarga Al-Shubaki telah menunggunya di pos pemeriksaan tersebut.

Dalam komentar pertamanya setelah dibebaskan, Al-Shubaki menyerukan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.

Baca Juga

Bendera Israel Berkibar di Indonesia saat Piala Dunia U-20, Kemlu: Tak Goyahkan RI Dukung Palestina

Menurut angka Palestina, ada 4.780 warganya yang ditahan Israel. Dari jumlah tersebut, 160 di antaranya anak-anak dan 29 narapidana perempuan.

LSM Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan, Al-Shubaki menderita penyakit kronis. Selama dalam penjara, dia bergantung pada sesama narapidana untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.

Baca Juga

Sosok Menkeu Israel Bezalel Smotrich yang Serukan Pemusnahan Kota di Palestina

Pria ini lahir di Gaza pada tahun 1940. Al-Shubaki adalah anggota senior kelompok Fatah. Dia juga mengawal mendiang Presiden Palestina, Yasser Arafat, dalam banyak kunjungan eksternalnya.

Pada Januari 2002, Israel menyita pengiriman senjata di sebuah kapal yang dikenal sebagai Karine A di Laut Merah saat dalam perjalanan ke Palestina. Israel menyalahkan Al-Shubaki atas pengiriman senjata tersebut. 

Baca Juga

Pasukan Israel Bunuh 6 Warga Palestina dalam Penggerebekan di Kamp Pengungsi

Pada Maret 2006, pasukan Israel memindahkannya dari Penjara Palestina di Kota Jericho, tempatnya ditahan di bawah penjagaan AS dan Inggris sejak 2002 ke Penjara Ashkelon.

Editor: Umaya Khusniah