Netanyahu Klaim Dapat Restu dari Trump Perluas Operasi di Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim telah mendapat restu dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza. Beberapa sumber pejabat Israel melaporkan, Netanyahu akan menduduki seluruh wilayah Gaza serta memperluas operasi militer, termasuk ke daerah-daerah padat penduduk dan kamp pengungsi.
Klaim ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Netanyahu dan petinggi militer Israel, termasuk Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Eyal Zamir.
Menurut laporan media Israel, Netanyahu menyampaikan dalam rapat kabinet pada 29 Juli lalu, wilayah Gaza akan diduduki dalam operasi lanjutan. Dia menyebut rencana tersebut telah dibicarakan dan mendapat lampu hijau dari Washington, khususnya dari Trump, yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Israel.
“Jika kepala staf IDF tidak setuju, dia harus mengundurkan diri,” ujar seorang sumber pejabat Israel yang dekat dengan Netanyahu, kepada surat kabar Yedioth Ahronoth.
Dia menegaskan keputusan perluasan operasi militer tidak dapat ditunda lagi, terlepas dari adanya penolakan dari kalangan lembaga keamanan.
Kepala Staf IDF Tolak, Hubungan dengan Netanyahu Memburuk
Klaim restu dari Trump itu justru memperdalam krisis antara Netanyahu dengan pimpinan militer. Zamir disebut-sebut menolak rencana pendudukan sebagian Gaza tanpa adanya peta jalan politik dan strategi pembebasan sandera yang jelas.
Stasiun televisi Israel KAN dan Channel 13 melaporkan, Zamir bahkan membatalkan kunjungan resmi ke Amerika Serikat (AS) menyusul kegagalan perundingan gencatan senjata dengan Hamas serta tekanan kuat dari pemerintah untuk melanjutkan agresi.
Channel 12 juga mengungkap, Zamir muak dengan keterputusan antara agenda militer dan keputusan politik. Dia mempertimbangkan pengunduran diri sebagai jalan keluar dari kebuntuan strategis ini.