Ngeri! Lembaga Think Tank Ini Bikin Simulasi Perang China-Taiwan, Siapa yang Menang?
WASHINGTON, iNews.id - Lembaga think tank berbasis di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), membuat simulasi perang China dan Taiwan. Disebutkan, Taiwan bisa memenangkan perang dengan China atas bantuan AS dan Jepang.
Simulasi yang dirilis pada Senin (9/1/2023) itu dibuat berdasarkan invasi China jika dilakukan pada 2026. Menurut CSIS, perang bisa saja terjadi selama 4 sampai 6 pekan. CSIS melakukan 24 kali pemodelan guna memastikan keakuratannya.
Disebutkan, perang dalam semua skenario yang disimulasikan berpotensi menewaskan puluhan ribu pasukan serta menghancurkan puluhan kapal serta ratusan pesawat tempur.
Berdasarkan simulasi, Taiwan harus mampu menahan gempuran China sebisa mungkin, sementara AS mendapat akses ke pangkalan militer di Jepang untuk membantu Taiwan.
Kelompok tersebut juga membuat skenario jika Taiwan tidak mendapat bantuan militer langsung dari AS dan Jepang, meski ini sangat kecil kmungkinannya. Dalam skenario itu, China akan menjadi pemenang.
Berbeda dengan kasus perang di Ukraina, di mana AS bisa memasok langsung persenjataan ke negara itu, kondisi berbeda akan dihadapi Taiwan. China bisa saja mengisolasi Taiwan sehingga bantuan tak bisa masuk.
Model skenario juga menunjukkan perang akan memicu bencana bagi semua negara yang terlibat, bahkan sekalipun tak menggunakan senjata nuklir. Jika senjata nuklir digunakan, AS dan China diketahui sebagai kekuatan dunia yang memiliki hulu ledak terbanyak. AS dan China masing-masing memiliki hulu ledak nuklir terbanyak ke-2 dan ke-3 di dunia di bawah Rusia. Setiap penggunaan nuklir berkepanjangan antara kedua kekuatan tersebut bisa menghancurkan dunia.
Meski pemodelan CSIS memprediksi Taiwan akan menang dalam sebagian besar skenario jika dibantu AS, lembaga itu mengakui adanya kemungkinan China memiliki kondisi militer dari sudut pandang berbeda.
“Meskipun analisis kami menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Taiwan akan menang dan menimbulkan banyak korban, dapat dibayangkan bahwa China memandangnya secara berbeda. Itulah mengapa kami merekomendasikan untuk meningkatkan pencegahan agar tidak masuk ke situasi ini (perang) sejak awal,” kata penasihat senior Program Keamanan Internasional CSIS, Mark Cancian, kepada The Hill.
Seperti diketahui, AS tak memiliki perwakilan diplomatik formal dengan Taiwan. Meski demikian Negeri Paman Sam memiliki UU yang mengamanatkan kepada pemerintah untuk membantu Taiwan jika diserang China. Selain itu AS juga menjalankan pangkalan militer di Jepang.
Editor: Anton Suhartono