Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Ngeri, Ukraina Disebut Bisa Dapatkan Rudal Jarak Jauh yang Dipersenjatai Bom Curah AS

Selasa, 12 September 2023 - 04:23:00 WIB
Ngeri, Ukraina Disebut Bisa Dapatkan Rudal Jarak Jauh yang Dipersenjatai Bom Curah AS
Penampakan bom curah atau bom klaster yang dipasok Amerika Serikat ke Ukraina, beberapa waktu lalu. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Pemerintah Amerika Serikat sedikit lagi bakal menyetujui pengiriman rudal jarak jauh yang dilengkapi bom curah atau bom tandan ke Ukraina. Dengan begitu, Kiev diharapkan dapat menimbulkan kerusakan signifikan lebih dalam di berbagai wilayah yang diduduki Rusia

Hal itu terungkap lewat laporan Reuters yang mengutip empat pejabat AS. Menurut laporan tersebut, AS sedang mempertimbangkan pengiriman salah satu atau keduanya dari Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) atau Sistem Peluncuran Berganda Terpandu (GMLRS). Rudal ATACMS dapat terbang hingga 190 mil 306 km. Sementara GMLRS punya jangkauan lebih dari 72 km  yang dilengkapi dengan bom tandan. 

Tiga pejabat AS mengatakan, rencana pengiriman rudal itu muncul setelah Washington DC melihat keberhasilan munisi tandan yang dikirimkan dalam peluru artileri 155 mm dalam beberapa bulan terakhir. Jika disetujui, senjata itu dapat dikirimkan dalam waktu cepat ke Kiev.

Ukraina saat ini dilengkapi dengan artileri 155 mm dengan jangkauan maksimum 29 km yang membawa hingga 48 bom. ATACMS yang sedang dipertimbangkan untuk dipasok ke Kiev mampu menembakkan sekitar 300 bom atau lebih. 

Sementara Sistem roket GMLRS, yang sudah dimiliki Ukraina selama berbulan-bulan, mampu menyebarkan hingga 404 munisi tandan.

Ketika upaya Ukraina melawan pasukan Rusia menunjukkan tanda-tanda kemajuan, Pemerintah AS ingin meningkatkan kekuatan militer Ukraina pada saat yang penting, menurut dua sumber AS.

Gedung Putih menolak mengomentari laporan Reuters itu.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut