Ngeri, Warga Kuba Tertipu Lowongan Kerja Malah Dipaksa Jadi Tentara Rusia
HAVANA, iNews.id - Pemerintah Kuba menemukan jaringan perdagangan orang yang mengirimkan warganya ke Rusia untuk menjadi tentara. Ratusan orang itu merupakan korban yang tertipu dengan informasi lowongan kerja.
Melansir dari Washington Post, Rabu (6/9/2023) Kuba sedang berupaya menghentikan dan membongkar organisasi perdagangan manusia yang menargetkan warga Kuba. Hukum Kuba melarang warganya untuk bekerja sebagai tentara bayaran di luar negeri.
Laporan dari media Spanyol menyebutkan dua warga Kuba berusia 19 tahun telah ditawari pekerjaan konstruksi di Rusia, tetapi akhirnya dikirim ke unit militer Rusia di Ukraina.
Salah satu dari mereka, Alex Vega, mengatakan bahwa mereka masing-masing ditawari gaji hingga Rp30 juta per bulan dan mendapat paspor Rusia. Tugasnya untuk membersihkan bangunan. Namun, ternyata mereka dipaksa jadi tentara.
"Mengingat situasi di Kuba, kami tidak berpikir dua kali," katanya.
Setibanya di Rusia pada tanggal 7 Juli, kedua pria tersebut diberi senjata dan seragam militer dan dikirim ke Luhansk, kota yang dikuasai oleh Rusia di Ukraina.
Kuba tidak menyebutkan keterlibatan Rusia di balik jaringan perdagangan orang itu.
"Sulit untuk membayangkan bahwa pemerintah Rusia tidak mengetahuinya," kata pengamat Kuba dari Amerika Serikat, William LeoGrande.
Otoritas Rusia tidak memberikan tanggapan terkait berita ini.
Pada Mei lalu, Rusia dilaporkan menangkap beberapa warga negara Kuba yang menjadi tentara bayaran. Beberapa di antaranya berharap menjadi warga negara Rusia sebagai imbalan atas jasanya.
"Kuba tidak ikut dalam perang di Ukraina," kata Kemenlu Kuba.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq