Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Setelah Terdampar di Mesir, 37 Pengungsi Gaza Tiba di Sarajevo Bosnia
Advertisement . Scroll to see content

Ngerinya Perang Yugoslavia, Sniper Tembaki Warga Bosnia hanya untuk Bersenang-Senang

Minggu, 16 November 2025 - 14:29:00 WIB
Ngerinya Perang Yugoslavia, Sniper Tembaki Warga Bosnia hanya untuk Bersenang-Senang
Sejumlah warga Bosnia berlindung dari serangan sniper saat pengepungan Sarajevo (foto: AP/Jerome Delay)
Advertisement . Scroll to see content

MILAN, iNews.id - Kejaksaan Milan menyelidiki temuan mengerikan terkait perang Yugoslavia, khususnya konflik antara Serbia dengan Bosnia di awal 1990-an. Sejumlah warga Italia diduga terlibat menjadi penembak jitu atau sniper dan menembaki warga sipil Bosnia secara acak hanya untuk bersenang-senang.

Peristiwa itu terjadi selama pengepungan ibu kota Bosnia yakni Sarajevo yang terjadi antara 1992 dan 1996. Pengepungan Sarajevo merupakan salah satu pengepungan kota terlama dalam sejarah modern. Pengepungan itu terjadi usai Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia dan disambut blokade berdarah oleh pasukan Serbia. 

Di tengah pengepungan mematikan itu, sejumlah warga Italia dan orang asing lainnya diduga membayar kepada militer Serbia supaya diperbolehkan menembaki warga sipil di Sarajevo. Perlu diketahui, kota Sarajevo dikelilingi perbukitan yang memungkinkan para sniper bersembunyi dan beraksi.

Seperti dilansir dari BBC, penyelidikan oleh Kejaksaan Milan ini dibuka setelah jurnalis dan novelis Ezio Gavazzeni mengajukan laporan resmi. Dia menggambarkan praktik tersebut sebagai “perburuan manusia” oleh orang-orang sangat kaya yang memiliki ketertarikan terhadap senjata.

Berdasarkan beberapa laporan, para pelaku bahkan dikenai tarif berbeda berdasarkan target yakni pria, perempuan, atau anak-anak. Selama pengepungan Sarajevo, lebih dari 11.000 orang tewas akibat tembakan sniper dan serangan artileri.

Meskipun tuduhan mengenai “pemburu manusia” sudah pernah muncul di tahun-tahun sebelumnya, bukti yang dikumpulkan Gavazzeni kini menjadi dasar penyelidikan resmi oleh jaksa antiterorisme Alessandro Gobbis. Dakwaan yang diselidiki adalah pembunuhan.

Salah satu sumber penting adalah kesaksian seorang perwira intelijen militer Bosnia. Menurut dia, rekan-rekannya mengetahui keberadaan “safari manusia” tersebut pada akhir 1993 dan meneruskannya kepada badan intelijen militer Italia, Sismi, pada awal 1994.

Beberapa bulan kemudian, Sismi memberikan tanggapan bahwa para “turis” itu terbang dari kota Trieste, Italia, lalu menuju perbukitan di atas Sarajevo.

Gavazzeni yang biasa menulis mengenai terorisme dan mafia, pertama kali membaca soal "turis sniper" dalam laporan Corriere della Sera tetapi kurang bukti. Dia kembali menelusuri kasus ini setelah menonton dokumenter 2022 berjudul Sarajevo Safari karya sutradara Slovenia, Miran Zupanic. Film tersebut menuding bahwa orang-orang dari Italia hingga Rusia terlibat dalam aksi penembakan warga itu.

Gavazzeni menyerahkan temuannya kepada jaksa pada Februari lalu lewat berkas setebal 17 halaman, termasuk laporan dari mantan wali kota Sarajevo, Benjamina Karic. Penyelidikan di Bosnia sendiri dilaporkan mandek.

"Tidak ada motivasi politik atau agama. Mereka adalah orang-orang kaya yang pergi ke sana untuk bersenang-senang dan memuaskan kepentingan pribadi," kata Gavazzeni, dikutip dari The Guardian, Minggu (16/11/2025).

Kejaksaan Italia disebut telah mengidentifikasi daftar saksi dan kini berupaya memastikan siapa saja yang diduga terlibat dalam aktivitas tersebut. Meski demikian, penyelidikan diperkirakan memerlukan waktu panjang mengingat kasus terjadi lebih dari 30 tahun lalu.

Serbia sendiri membantah terlibat dalam praktik ini. Namun, penyidik kejaksaan curiga intelijen Serbia mengetahui adanya perjalanan ini. Kesaksian yang diperoleh menyebut adanya pengaturan penerbangan yang mengindikasikan keterlibatan Dinas Keamanan Negara Serbia.

Sementara itu, Konsul Bosnia di Milan, Dag Dumrukcic, menyatakan pemerintahnya siap bekerja sama penuh menyelidiki kasus ini.

“Kami ingin mengungkap kebenaran dari urusan yang sangat kejam ini,” katanya, dilansir dari Aljazeera.

Mantan Wali Kota Sarajevo, Benjamina Karic, juga telah mengirim berkas kasus kepada jaksa Milan terkait aktivitas tidak manusiawi tersebut.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut