Nikaragua Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Amsterdam gara-gara Mental Penjajah Belanda
MANAGUA, iNews.id – Kementerian Luar Negeri Nikaragua pada akhir pekan ini mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda. Keputusan itu sebagai buntut dari campur tangan Duta Besar Belanda untuk Amerika Tengah, Christine Pirenne, dalam urusan Nikaragua, serta perlakuan tidak hormatnya terhadap warga negara itu.
“Kementerian Hubungan Luar Negeri Nikaragua dari Pemerintah Rekonsiliasi dan Persatuan Nasional memberi tahu pihak berwenang Belanda tentang keputusan kami untuk segera menangguhkan hubungan diplomatik bilateral atas sikap intervensionis dan neokolonial Belanda yang konsisten,” ungkap Kemlu Nikaragua dalam pernyataannya, Sabtu (1/10/2022).
Menurut pernyataan tersebut, Belanda telah merendahkan martabat rakyat Nikaragua dengan ancaman dan pembatalan proyek-proyek pekerjaan umum seperti pembagunan rumah sakit di lingkungan masyarakat adat dan keturunan Afrika. Mental penjajah Belanda semacam itu dinilai telah melecehkan kedaulatan Nikaragua selaku negara tuan rumah.
Pada Jumat (30/9/2022), Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengutuk campur tangan Belanda dalam urusan negaranya. Dia mengatakan, pihaknya tidak ingin mempertahankan hubungan dengan Amsterdam. Apalagi, Pirenne datang untuk berbicara dengan orang-orang Nikaragua seolah-olah negara Amerika Latin itu adalah koloni Belanda.
Nikaragua juga melarang Duta Besar AS untuk Nikaragua Hugo Rodriguez memasuki negara itu. Larangan tersebut menyusul pernyataan Rodriguez saat sidang di depan Senat AS pada Juli lalu. Kala itu Rodriguez menggambarkan Nikaragua sebagai “negara kasta rendah” di kawasan Amerika.
Rodgriguez juga mencap pemerintah Ortega sebagai diktator. Atas pernyataan diplomat tersebut, Nikaragua mengumumkan pada Juli bahwa mereka akan menolak Rodriguez jika dia ditunjuk sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Nikaragua.
Pada Rabu (28/9/2022), media lokal melaporkan bahwa Managua menyatakan Duta Besar Uni Eropa untuk Nikaragua, Bettina Muscheidt, telah diberi status persona nongrata. Pemerintah setempat juga memberi tahu Muscheidt secara lisan bahwa dia tidak lagi diterima di negara Amerika Tengah itu karena kurangnya rasa hormat terhadap kedaulatan negara tuan rumah.
Editor: Ahmad Islamy Jamil