Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump: Saya Berhak Dapat Hadiah Nobel untuk Setiap Perang yang Didamaikan
Advertisement . Scroll to see content

Nobel Perdamaian 2019 Diraih PM Ethiopia Abiy Ahmed, Ini Komentar Sekjen PBB

Jumat, 11 Oktober 2019 - 18:33:00 WIB
Nobel Perdamaian 2019 Diraih PM Ethiopia Abiy Ahmed, Ini Komentar Sekjen PBB
Abiy Ahmed (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Komite Nobel di Oslo, Norwegia, Jumat (11/10/2019), mengumumkan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2019.

Pria 43 tahun itu mengalahkan aktivis lingkungan Swedia, Greta Thunberg, yang justru lebih dijagokan. Komunitas internasional pun beraksi atas kemenangan yang tak terduga itu.

Sekjen PBB Antonio Guterres memberikan selamat kepada Abiy sebagai pememang Hadiah Nobe Perdamaian 2019. Guterres memuji upaya Abiy dalam berdamai dengan musuh bebuyutan negaranya, Eritrea, dan bahkan mengilhami munculnya stabilitas keamanan di kawasan.

Pemulihan hubungan bersejarah antara kedua negara, kata Guiterres, membuka peluang baru di kawasan yakni Afrika Timur untuk menikmati keamanan dan stabilitas.

"Kepemimpinan Abiy telah menjadi contoh luar biasa bagi orang lain di dan di luar Afrika yang ingin mengatasi perlawanan dari masa lalu dan mengutamakan warganya," kata Guterres, seperti dikutip dari AFP.

Pujian juga datang dari organisasi HAM independen, Amnesty International. Amnesty menilai Abiy merupakan sosok yang tepat hadiah bergengsi senilai 9 juta kronor Swedia atau sekitar Rp12,7 miliar itu. Namun organisasi yang berbasis di Amerikat Serikat menggarisbawahi bahwa penghargaan ini harus bisa memacu Abiy untuk meningkatkan reformasi di bidang HAM.

"Penghargaan ini mengakui kerja kritis yang telah dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Abiy Ahmed untuk memulai reformasi hak asasi manusia di Ethiopia setelah puluhan tahun penindasan meluas," kata Amnesty, dalam pernyataan.

"Sejak menjabat pada April 2018, dia telah mereformasi pasukan keamanan, mengganti badan amal dan hukum yang sangat mengekang, serta menyepakati perjanjian damai dengan negara tetangga Eritrea untuk mengakhiri 20 tahun konflik."

Peran Abiy di kawasan, lanjut Amnesty, adalah membantu menengahi konflik antara pemimpin militer dan oposisi sipil di Sudah serta mengakhiri unjuk rasa yang berlangsung beberapa bulan.

Namun Amnesty menegaskan pekerjaan Abiy masih jauh dari selesai. Upaya lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat penegakan HAM, merujuk pada konflik etnis di Ethiopia.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut