Operasi Militer Caplok Gaza Dimulai, Israel Evakuasi Paksa Ratusan Ribu Warga
Kabinet Keamanan Israel pada 8 Agustus lalu menyetujui usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Gaza secara bertahap, dimulai dengan Kota Gaza.
Sebagai bagian dari rencana tersebut, pasukan Israel pada 11 Agustus melancarkan serangan besar-besaran terhadap permukiman Al Zaytoun, termasuk menghancurkan rumah menggunakan robot bermuatan bahan peledak, serangan artileri, tembakan secara acak, dan pengusiran paksa warga.
Sementara itu Israel mengklaim warga Kota Gaza yang mengungsi ke Gaza Selatan akan diberi tenda dan peralatan perlindungan lain mulai Minggu (17/8/2025) sebelum direlokasi dari zona pertempuran.
Netanyahu mengatakan, sebelum melancarkan serangan, penduduk sipil akan dievakuasi ke tempat yang dia sebut sebagai zona aman di Gaza Selatan.
Meski demikian, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, pasukan Israel tetap menyerang tenda-tenda pengungsi dengan dalih mengincar pejuang Hamas. Banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.
Seorang juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan keprihatinannya atas rencana Israel mengusir penduduk Kota Gaza ke selatan dengan mengatakan tindakan itu hanya akan menambah penderitaan mereka.
PBB pada 14 Agustus lalu memperingatkan Israel, ribuan keluarga yang telah mengalami kondisi sangat memprihatinkan, bisa terdesak jika rencana pendudukan Kota Gaza dilanjutkan.
Para pejabat Palestina dan PBB menegaskan tidak ada tempat di wilayah kantong itu yang aman, termasuk Gaza selatan.
Editor: Anton Suhartono