Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ilmuwan China Bikin Obat Panjang Umur, Jaminan Hidup 150 Tahun!
Advertisement . Scroll to see content

Orang Gila Kebal Covid? Riset Justru Sebut Hal yang Sebaliknya

Sabtu, 31 Juli 2021 - 18:58:00 WIB
Orang Gila Kebal Covid? Riset Justru Sebut Hal yang Sebaliknya
Ilustrasi orang-orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id – Beberapa waktu lalu, asumsi yang menyebut orang gila kebal Covid ramai diperbincangkan publik. Namun, sebuah riset yang dilakukan di Prancis mengungkapkan bahwa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berisiko lebih tinggi meninggal akibat wabah virus corona

Karenanya, ODGJ pun harus dikategorikan sebagai kelompok rentan terhadap Covid-19.

Situs Nursing in Practice dengan mengutip penelitian yang dipublikasi pekan ini di JAMA Psychiatry menuliskan, virus corona 1,8 kali lebih mungkin membunuh ODGJ. JAMA Psychiatry adalah jurnal medis bulanan dari Universitas Marseille yang sudah ditinjau oleh rekan peneliti sejawat (peer reviewed).

Menurut studi tersebut, ODGJ parah seperti skizofrenia dan bipolar 2,3 kali lebih berisiko meninggal dunia akibat Covid-19 daripada pasien tanpa masalah kesehatan mental. Riset itu menganalisis 16 studi yang mencakup lebih dari 19.000 catatan medis orang-orang dari tujuh negara. 

Dalam ulasannya, para peneliti bahkan menemukan kemungkinan kematian yang lebih tinggi—setelah dicocokkan dengan faktor risiko seperti kegemukan dan usia—pada orang dengan gangguan mental parah (1,7 kali) dan gangguan mental secara keseluruhan (1,4 kali).

Para peneliti pun mendesak para pembuat keputusan kesehatan masyarakat untuk memprioritaskan ODGJ dalam pencegahan penyakit, vaksinasi, dan pengobatan. Di samping itu, mereka juga menekankan perlunya pelatihan khusus untuk staf rumah sakit dalam menangani pasien Covid ODGJ.

Penelitian itu menunjukkan, perbedaan sistem imun pada pengidap bipolar atau skizofrenia mungkin menjelaskan risiko yang lebih tinggi pada kelompok ini. Namun, penelitian itu menyebutkan, studi pada masa depan harus melihat risiko kematian pada masing-masing gangguan kesehatan mental, dibandingkan dengan gangguan kesehatan mental menyeluruh.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut