Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Pakar Covid-19 AS Anthony Fauci Lega Bisa Lepas dari Tekanan Donald Trump 

Jumat, 22 Januari 2021 - 17:38:00 WIB
Pakar Covid-19 AS Anthony Fauci Lega Bisa Lepas dari Tekanan Donald Trump 
Anthony Fauci (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Anthony Fauci, pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) yang pernah menjadi anggota gugus tugas Covid-19 Gedung Putih di masa pemerintahan Donald Trump, merasa lega setelah mantan atasannya itu tak menjabat lagi.

Direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi (NIAID) itu kini bebas berbicara sisi ilmiah dari virus corona tanpa takut dengan tekanan.

Fauci beberapa kali bersinggungan dengan kebijakan Trump soal penanganan wabah hingga beredar isu dirinya akan dipecat setelah pilpres pada 3 November lalu.

Di pemerintahan Joe Biden, Fauci kembali dipercaya dalam menangani pandemi Covid-19. Dia pertama kali berbicara ke publik dalam tugasnya barunya di Gedung Putih, Kamis (21/1/2021), setelah Biden mengumumkan strategi nasional penanganan Covid-19.

“Salah satu hal yang akan kami lakukan adalah bertugas sepenuhnya dengan transparan, terbuka, dan jujur. Jika ada yang salah, jangan menunjuk jari, tapi memperbaikinya, untuk membuat semua yang kami lakukan bisa berdasarkan sains dan terbukti,” kata Fauci, dikutip dari The Guardian, Jumat (22/1/2021).

Saat ditanya apakah ingin mengubah atau mengklarifikasi pernyataannya yang mungkin keliru selama masa pemerintahan Trump, Fauci menegaskan tak ada karena semua pernyataannya dilandasi kejujuran. 

“Itu sebabnya saya terkadang mendapat masalah,” kata pria 80 tahun itu.

Dia menegaskan tak ingin mengungkit lagi masa lalunya di bawah Trump, termasuk soal obat-obatan untuk menangani Covid-19 yang digunakan.

“Jelas, saya tidak ingin kembali ke sejarah itu. Mengenai hal-hal seperti penggunaan hidroksiklorokuin (obat malaria yang disebut Trump sebagai obat Covid) yang benar-benar tidak nyaman bagi saya, karena memang tidak didasarkan pada fakta ilmiah,” ujarnya.

Kejujuran Fauci tidak luput dari perhatian. Selama kampanye pilpres AS pada Oktober 2020, Trump mengatakan kepada staf kampanye bahwa Fauci merupakan bencana. 

"Jika saya mendengarkan dia, kita bisa mengalami 500.000 kematian,” kata Trump, saat itu.

Saat ini Fauci beserta para penasihat kesehatan masyarakat harus mengambil langkah berat. Biden mengarahkan gugus tugas Covid-19 untuk mengendalikan wabah dan mempercepat penyembuhan. 

Biden menargetkan 100 juta warga AS divaksin selama 100 hari pertama jabatannya. Fauci menilai target itu masih masuk akal dikerjakan.

"Saya yakin tujuan yang ditetapkan presiden, membuat 100 juta orang divaksin dalam 100 hari, masih cukup masuk akal," kata Fauci.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut