Pakar: Pangkalan Militer AS di Filipina Ancam Kedaulatan Negara Kawasan
JAKARTA, iNews.id – Pakar politik luar negeri dari University of the Philippines (UP), Profesor Roland G Simbulan, menilai keberadaan pangkalan militer Amerika di Filipina patut ditolak. Dia menilai hal itu dapat berdampak terhadap kedaulatan Filipina.
Penolakan itu disampaikan Simbulan saat berbicara pada peluncuran edisi ketiga buku “The Bases of Our Insecurity” dalam forum media di Kota Quezon, baru-baru ini. Sikap yang ditunjukkan profesor tersebut menjadi isu yang berhubungan dengan kondisi kawasan Asia Tenggara terkait memanasnya situasi Laut China Selatan (LCS).
Dia berpendapat, Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT) dan Kesepakatan Kerangka Kerja untuk Peningkatan Kerja Sama Pertahanan (EDCA) antara AS dengan Filipina, bisa melemahkan kedaulatan bangsanya.
Akademikus Filipina itu pun menyoroti bagaimana pangkalan-pangkalan tersebut mengubah negaranya menjadi pangkalan terdepan bagi Amerika, yang secara khusus menargetkan China. Pangkalan EDCA baru,yang sebagian besar berlokasi di Taiwan, akan menarik Filipina ke dalam lingkaran ketegangan AS-China.
Pada peluncuran buku tersebut, tokoh-tokoh terkemuka seperti aktivis koalisi dan advokat LSM WomanHealth Princess Nemenzo dan wakil presiden Biro Perdamaian Internasional pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang berbasis di Berlin, Corazon Valdez-Fabros juga menyuarakan keprihatinan Simbulan.