Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Pandemi Covid Meraja Lela, Kasus Bunuh Diri di Malaysia Meroket

Sabtu, 03 Juli 2021 - 12:10:00 WIB
Pandemi Covid Meraja Lela, Kasus Bunuh Diri di Malaysia Meroket
Petugas tengah menyemprot area di Malaysia dengan disinfektan saat lockdown. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Jumlah peristiwa bunuh diri di Malayasia meningkat di masa pandemi Covid. Dari Januari hingga Mei, polisi Malaysia mencatat ada 468 kasusu bunuh diri. 

Presiden Angkatan Pemuda Islam Malaysia (ABIM), Muhammad Faisal bin Abdul Aziz mengatakan, fenomena bunuh diri di Malaysia menunjukkan bahwa masyarakat berada dalam situasi kritis.

“Hal ini dapat dilihat melalui beberapa kejadian yang memilukan, termasuk meningkatnya angka bunuh diri,” katanya dilansir dari Anadolu. 

Jumlah total angka kasus bunuh diri di Malaysia 2020 sejumlah 631. Sedangkan pada tahun 2019 mencapai 609. Setidaknya, rata-rata ada dua kasus bunuh diri terjadi setiap hari dari 2019 hingga Mei 2020. 

Sementara Direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, Abdul Jalil Hassan mengatakan dari 2019 hingga Mei 2021, setidaknya 281 pria dan 1.427 wanita melakukan bunuh diri. Sebanyak 872 di antaranya berusia antara 15-18 tahun.

"Secara negara bagian, Johor mencatat jumlah kasus bunuh diri tertinggi pada 2019 dan 2020 dengan 101 kasus, sedangkan Selangor mencatat kasus terbanyak tahun ini hingga Mei dengan 117 kasus," katanya.

Polisi mencatat tiga alasan utama bunuh diri, termasuk hubungan keluarga yang bermasalah, tekanan emosional dan kendala keuangan.

ABIM mendorong masyarakat untuk bekerja saling membantu dalam kesulitan tanpa memandang ras dan agama. Salah satunya mendukung gerakan 'Kampanye Bendera Putih'.

Kampanye ini memungkinkan mereka yang sangat membutuhkan makanan dan bantuan untuk memasang bendera putih di depan rumah. Hal itu menandakan mereka membutuhkan pertolongan segera.

Sementara itu, Presiden Dewan Permusyawaratan Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), Mohammed Azmi Abdul Hamid mengatakan, peningkatan kasus bunuh diri bisa menjadi bom waktu. Hal ini akan memperburuk situasi di Malaysia.

"Jika pemerintah tidak menanggapi semua sinyal ini dengan serius, dikhawatirkan situasinya akan menjadi lebih serius," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Kesehatan pada hari Selasa (29/6/2021) meminta warga Malaysia untuk lebih sadar dan peka terhadap lingkungan mereka. 

Direktur Jenderal Kesehatan, Noor Hisham Abdullah mengatakan, beberapa individu berisiko lebih tinggi menderita masalah kesehatan mental termasuk depresi. Apalagi bila mereka berada di bawah tekanan yang luar biasa atau ketika terisolasi dari jaringan dukungan teman dan keluarga.

“Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih mewaspadai anggota keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang mungkin menunjukkan tanda-tanda depresi yang bisa berujung pada bunuh diri,” ujarnya.

Hingga saat ini, Malaysia telah mencatat lebih dari 765.000 kasus positif corona. Kasus kematian akibat virus ini mencapai 5.327 orang. Penambahan kasus positif Covid meningkat rata-rata 7.000 pasien baru setiap hari.

Pemerintah Malaysia memberlakukan penguncian total hingga jumlah kasus harian turun di bawah 4.000.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut