Parah! Menteri Radikal Israel Itamar Ben Gvir Akan Bangun Sinagog di Kompleks Masjid Al Aqsa
TEL AVIV, iNews.id - Menteri radikal Israel Itamar Ben Gvir kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dia akan membangun tempat ibadah Yahudi, sinagog, di kompleks Masjid Al Aqsa.
Army Radio melaporkan, Menteri Keamanan Nasional Israel itu mengklaim umat Yahudi berhak beribadah di dalam kompleks Al Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam.
Orang Yahudi menyebut kompleks Al Aqsa sebagai Temple Mount. Mereka mengklaim dulunya ada kuil pertama Yahudi yang berdiri di sana.
Menteri kontroversial yang beberapa kali memimpin penggerudukan Masjid Al Aqsa itu juga mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mendukung hak-hak Yahudi atas Al Aqsa.
Berdasarkan kesepakatan resmi yang diakui initernasional, Masjid Al Aqsa kini berstatus quo yang hanya boleh dijadikan tempat ibadah bagi umat Islam. Penggerurukan yang sering dilakukan umat Yahudi belakangan ini jelas melanggar aturan internasional.
Teranyar, penggerudukan terhadap kompeks masjid yang juga kiblat pertama umat Islam itu dilakukan hari ini. Ratusan anggota kelompok sayap kanan Israel memasuki kompleks untuk beribadah talmud. Aksi itu semakin sering dilakukan sejak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Di saat yang sama, militer Israel melarang umat Islam memasuki kompleks Al Aqsa.
Mengomentari komentar Ben Gvir, Benny Gantz, pemimpin partai oposisi, Persatuan Nasional, mengatakan meski ada retorika provokatif dan tidak bertanggung jawab dari beberapa pihak, Israel berkomitmen untuk mempertahankan status bersejarah Al Aqsa dan tidak ada niat mengubahnya.
"Kebebasan beribadah akan selalu dijamin di tempat suci tersebut," kata Gantz, di medias sosial X.
Dia menegaskan, Netanyahu tak bisa diharapkan untuk menindak menterinya yang tidak bertanggung jawab. Menurut dia, Gantz sengaja membawa Isael ke jurang demi politik.
Gantz berharap pihak-pihak bertanggung jawab di pemerintahan dan koalisi yang bisa melakukan sesuatu.
"Kecaman dan kata-kata manis tidak akan cukup di sini dan sejarah akan menghakimi Anda karena menjadi bagian dari upaya berbahaya ini," kata Gantz, kepada Ben Gvir.
Editor: Anton Suhartono