Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenag Kumpulkan Peneliti dari 31 Negara, Jawab Isu Islam hingga Teknologi
Advertisement . Scroll to see content

Parah! Puluhan Perempuan Muslimah Terpelajar 'Dijual' di Situs India

Sabtu, 10 Juli 2021 - 18:25:00 WIB
Parah! Puluhan Perempuan Muslimah Terpelajar 'Dijual' di Situs India
Tangkapan layar lelang perempuan Muslimah yang dibagikan oleh pengguna Twitter berinisial K di India. (Foto: The Print)
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id – Sebuah situs web bernama “Sulli Deals”—yang sekarang sudah tidak berfungsi—menjual 90 perempuan Muslimah. Sebagian besar dari perempuan itu adalah orang India asli. 

Kemunculan situs itu tampaknya disengaja untuk menyasar dan melecehkan umat Islam. Pasalnya, kata “sulli” adalah semacam istilah gaul yang kerap dipakai orang-orang di India untuk menghina perempuan Muslimah.

Situs itu memprofilkan para Muslimah terpelajar dan berpendidikan untuk “dilelang”. Para korban memiliki beragam latar profesi, mulai dari jurnalis, aktivis, analis, seniman, dan peneliti

Selain mayoritas perempuan India, di antara korban juga ada yang berasal dari negara lain seperti Pakistan. Adapun informasi mengenai korban yang diungkap di laman situs itu antara lain foto diri dan akun Twitter milik mereka.

Kehebohan tentang situs itu dimulai sejak Minggu (4/7/2021) malam, ketika seorang pengguna Twitter berinisial K, perempuan, menemukan tautan situs web mengambang di internet. Tanpa disangka-sangka, K menemukan dirinya termasuk di antara para perempuan yang disebutkan namanya di situs web tersebut.

Laman berita lokal yang berbasis di New Delhi, The Print melaporkan, pemilik situs tersebut sampai kini belum terungkap. Namun, platform pengembangan perangkat lunak GitHub yang meng-hosting situs itu, telah menghapusnya sejak Senin (5/7/2021) lalu.

“GitHub sejak lama memiliki kebijakan terhadap konten dan perilaku yang melibatkan pelecehan, diskriminasi, dan menghasut kekerasan. Kami menangguhkan akun pengguna setelah penyelidikan laporan aktivitas semacam itu, yang semuanya melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara perusahaan IT itu kepada The Print.

Koresponden Senior The Print, Fatima Khan, juga termasuk di antara mereka yang ditargetkan dan terdaftar di situs itu. Pemimpin Redaksi The Print, Shekhar Gupta, pun mengutuk pelecehan itu. “Sangat menakutkan berada di posisi ini, dan sejujurnya adalah tanggung jawab masyarakat liberal pada umumnya untuk angkat bicara dan mengutuk insiden ini. Jangan diam saja Bund,” ucap Gupta.

Berdasarkan tanggal pengunggahan gambar, situs itu diduga telah aktif setidaknya selama 20 hari sebelum ditangguhkan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut