Partai Demokrat Tolak Tawaran Kesepakatan Imigran Trump
WASHINGTON, iNews.id - Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) dilaporkan menolak kesepakatan imigrasi yang diajukan oleh Presiden Donald Trump, dalam upaya untuk mengakhiri penutupan sebagian operasi pemerintahan yang sudah berjalan selama 29 hari.
Politisi Partai Demokrat sekaligus Pemimpin Minoritas Senat Charles Schumer mengatakan, penawaran Trump terkait beberapa perlindungan untuk penerima Aksi Penangguhkan untuk Kedatangan Anak (DACA) dan Status Perlindungan Sementara (TPS) sebagai imbalan atas tembok itu bukan kompromi, tetapi lebih banyak mengambil sandera.
"Trump hanya mengedepankan solusi sepihak dan tidak efektif. Hanya ada satu jalan keluar: membuka pemerintahan, Tuan Presiden, dan kemudian Demokrat dan Republik dapat melakukan diskusi sipil dan muncul dengan bipartisan solusi," ucap Schumer, seperti dilaporkan PressTV, Senin (21/1/2019).
Sementara itu, Ketua DPR Nancy Pelosi, yang juga merupakan politisi Partai Demokrat mengatakan, tawaran itu tidak dapat diterima dan tidak mewakili upaya itikad baik untuk mengembalikan kepastian bagi kehidupan masyarakat.
“Demokrat berharap bahwa presiden akhirnya mau membuka kembali pemerintahan dan melanjutkan dengan diskusi yang sangat dibutuhkan untuk melindungi perbatasan. Tidak mungkin bahwa salah satu dari ketentuan ini sendiri akan melewati DPR, dan secara bersama-sama, mereka bukan pemula," kata Pelosi.
Sebelumnya diberitakan, Trump bersikukuh pada permintaannya terkait dana 5,7 miliar dolar AS untuk pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko.
Namun dia berharap bahwa menawarkan perlindungan baru untuk beberapa imigran tidak berdokumen dapat mengakhiri kebuntuan selama sebulan dengan Kongres.
Dalam sebuah pidato dari Gedung Putih, Trump menawarkan memperluas dukungan bagi undang-undang yang melindungi imigran muda tidak berdokumen, yang dikenal sebagai "Pemimpi," serta pemegang TPS.
"Saya di sini hari ini untuk memecahkan kebuntuan dan memberi Kongres jalan ke depan untuk mengakhiri penutupan pemerintah dan menyelesaikan krisis di sepanjang perbatasan selatan," kata dia, sambil menggambarkan sistem imigrasi AS yang dia sebut "rusak parah".
Editor: Nathania Riris Michico