Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 5 Buronan asal Sri Lanka Ditangkap di Jakarta, Penjahat yang Ditakuti di Negaranya
Advertisement . Scroll to see content

Pascaserangan Sri Lanka: Gereja Katolik Batalkan Semua Misa Minggu

Minggu, 28 April 2019 - 08:42:00 WIB
Pascaserangan Sri Lanka: Gereja Katolik Batalkan Semua Misa Minggu
Para biarawati Katolik dalam upacara pemakaman para korban pengeboman Minggu Paskah. (FOTO: GETTY IMAGES)
Advertisement . Scroll to see content

KOLOMBO, iNews.id - Gereja Katolik di Sri Lanka membatalkan semua Misa Minggu sampai ada pemberitahuan lebih lanjut setelah insiden pengeboman saat Minggu Paskah lalu yang menewaskan setidaknya 250 orang.

Uskup Agung Kolombo Malcolm Ranjith mengatakan dia melihat dokumen keamanan yang bocor yang memperingatkan potensi serangan lebih lanjut.

Dia juga mengatakan dia merasa "dikhianati" oleh kegagalan pemerintah untuk memberi peringatan atas potensi serangan keamanan.

"Kami tidak tahu apa-apa. (Serangan) itu datang seperti petir bagi kami," katanya, seperti dilaporkan BBC, Minggu (28/4/2019).

"Saya merasa sedikit dikhianati. Saya merasa sedih. Ini adalah kesalahan yang sangat serius dari pihak keamanan sehingga mereka tidak memberi tahu kami tentang hal itu."

Kardinal Malcolm Ranjith juga khawatir akan terjadinya serangan lebih lanjut.

"Karena situasi keamanan yang sedang berlangsung dan potensi ancaman yang berkelanjutan, kami menghentikan semua Misa Minggu sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujarnya.

Dia mengimbau umat Katolik "tetap berada di dalam ruangan dan berdoa". Dia berkata ibadah dalam skala kecil akan dilanjutkan saat situasi keamanan membaik.

Bagaimana situasi di Sri Lanka saat ini?

Pihak kepolisian Sri Lanka menyatakan terjadi baku tembak antara pasukan mereka dengan sebuah kelompok bersenjata di bagian timur negara itu, yang diduga terlibat dalam pengeboman saat perayaan Minggu Paskah yang menewaskan setidaknya 250 orang.

Polisi melakukan penggerebekan di Ampara Sainthamaruthu pada Jumat (26/4) dan dilaporkan kelompok bersenjata itu membalas dengan sebuah ledakan. Baku tembak pun kemudian terjadi.

Detail baku tembak masih belum jelas, tetapi media Sri Lanka menyebut satu warga sipil dan juga beberapa tersangka militan tewas dalam insiden itu.

Polisi juga menemukan apa yang mereka yakini sebagai rumah persembunyian para penyerang di kota timur Sammanthurai.

"Sebuah spanduk Negara Islam (dan) seragam IS yang mirip dengan (pakaian yang dikenakan terduga pelaku pada) video yang dirilis oleh pelaku bom bunuh diri ditemukan di dalam gedung," kata seorang juru bicara kepolisian kepada BBC.

Sekitar 150 batang dinamit dan 100.000 bantalan bola ditemukan selama penggeledahan itu.

Polisi setempat menyatakan, 10 penangkapan dilakukan pada Jumat, sehingga jumlah tersangka yang ditahan sejak Minggu lalu bertambah menjadi 80 orang.

Sementara, Presiden Sirisena mengatakan menurut badan intelijen Sri Lanka, sekitar 130 tersangka yang terkait dengan kelompok Negara Islam (IS) berada di negara itu, dan polisi sedang memburu 70 orang lain yang masih buron.

Sri Lanka mengerahkan hampir 10.000 personel keamanan di seluruh negeri untuk melacak semua pihak yang diduga bertanggung jawab atas serangan itu dan untuk mengamankan tempat-tempat beribadah di seantero negeri.

Keamanan sebelumnya juga ditingkatkan di sekitar masjid saat salat Jumat karena beberapa umat Muslim mengkhawatirkan aksi balas dendam.

Pihak berwenang Sri Lanka menuding kelompok ekstrimis Islam setempat, National Tawheed Jamath, atas serangan itu, meskipun IS juga mengklaim bahwa mereka ada di belakang serangan-serangan itu.

Perdana menteri 'tidak tahu' soal potensi serangan

Perdana menteri Sri Lanka mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak diberitahu informasi intelijen terkait potensi serangan menjelang pengeboman Minggu Paskah.

Ranil Wickremesinghe mengatakan informasi penting tentang potensi-potensi bahaya di negara itu tidak diberikan kepadanya.

Serangan yang terjadi, yang merenggut sedikitnya 250 nyawa, memperlihatkan kegagalan intelijen Sri Lanka. Kepala polisi dan pejabat tinggi kementerian pertahanan negara itu mengundurkan diri setelah insiden nahas itu.

Namun, Wickremesinghe berpendapat karena dia tidak mendapat peringatan apapun, dia tidak perlu mundur dari posisinya.

"Jika kami tahu (tentang apa yang akan terjadi) dan tidak mengambil tindakan, saya akan segera menyerahkan pengunduran diri saya. Tapi apa yang Anda lakukan ketika Anda tidak diberi tahu?"

Masalah komunikasi yang buruk kembali menunjukkan ketidakharmonisan antara dua orang terkuat di negara itu, Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena.

Hubungan buruk di antara mereka pernah berujung pada pemecatan Wickremesinghe oleh Sirisena pada bulan Oktober lalu.

Dia dipekerjakan kembali pada Desember lalu sesuai dengan putusan pengadilan tertinggi Sri Lanka.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut