NASSAU, iNews.id - Sekitar 1.300 orang masih belum ditemukan di Bahama setelah terjangan dahyat Badai Dorian. Angka ini turun dari jumlah 2.500 orang yang sebelumnya dilaporkan pemerintah.
Badan Manajemen Darurat Nasional Bahama (NEMA) mengaitkan penurunan tersebut dengan referensi dari nama orang yang hilang dengan mereka yang berada di tempat penampungan.
Polusi Udara Melanda New Delhi, Warga Serukan Demonstrasi Massal
"Ini sangat tidak pasti," kata juru bicara NEMA, Carl Smith, dalam konferensi pers di Nassau, ibu kota Bahama, seperti dilaporkan AFP, Jumat (13/9/2019).
Pihak berwenang Bahama menyatakan korban tewas dari badai Kategori 5 yang menghancurkan itu sejauh ini 50 orang.
Namun, menurut pekiraan, jumlah itu akan meningkat secara signifikan dan mantan perdana menteri mengaku khawatir jumlah korban akhir bisa mencapai ratusan.
"Berdasarkan informasi yang saya miliki, berdasarkan pengetahuan saya, ada ratusan orang yang meninggal," lapor surat kabar Nassau Guardian, mengutip mantan perdana menteri Hubert Ingraham.
"Saya tidak yakin ada 50 (yang tewas)," kata Ingraham, setelah melakukan tur di Pulau Abaco yang dilanda badai.
"Ratusan orang tewas di Abaco, dan sejumlah besar di Grand Bahama, pulau lainnya rusak parah akibat badai," katanya.
"Dan saya tidak membuat pernyataan liar," katanya. "Saya tidak membuat pernyataan tanpa informasi."
Lebih lanjut, Komisaris Polisi Bahama Anthony Ferguson mengatakan pihaknya masih melakukan pencarian korban.
"Ini proses yang lambat," kata Ferguson.
"Kita harus menghadapi semua puing-puing itu, meluangkan waktu kita dan mencari. Ini akan memakan waktu lama sebelum Anda benar-benar dapat mengatakan angka (final)," katanya.
Operasi pencarian dikhawatirkan terkena dampak dari cuaca buruk.
National Hurricane Center yang berbasis di Miami menyatakan, sistem cuaca di Atlantik diperkirakan akan menjadi badai tropis dan membawa angin kencang dan curah hujan lebat ke Bahama barat laut dalam 36 jam ke depan.
Smith, juru bicara NEMA, mengatakan 150 orang saat ini berada di tempat penampungan di pulau Grand Bahama dan 2.000 lainnya di New Providence, di mana Nassau berada.
"Kami tidak lagi menerima banyak pengungsi dari Abaco," tuturnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengumumkan akan pergi ke Bahama pada hari ini untuk menemui para korban sebagai dukungan solidaritas. Selain itu, Guterres mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan dukungan kepada orang-orang dan pemerintah Bahama.
Guterres juga mengatakan topan itu merupakan peringatan akan bahaya perubahan iklim.
"Semua ini adalah demonstrasi dari apa yang kita semua katakan di masa lalu," katanya.
"Perubahan iklim berjalan lebih cepat dari kita dan kita perlu memiliki pendekatan yang jauh lebih ambisius untuk mengalahkan perubahan iklim."
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku