Pascateror Bom, Presiden Sri Lanka Rombak Kabinet dan Pasukan Keamanan
KOLOMBO, iNews.id - Teror bom yang mengguncang Sri Lanka dan menewaskan setidaknya 321 orang memicu Presiden Maithripala Sirisena untuk mencopot menteri pertahanan yang saat ini menjabat.
Sirisena menyebut, menteri pertahanan Sri Lanka memiliki informasi mengenai serangan bom yang terjadi di gereja saat Paskah tersebut. Selain menteri pertahanan, Sirisena juga akan merestrukturisasi kepolisian dan pasukan keamanan Sri Lanka.
"Saya akan sepenuhnya merestrukturisasi polisi dan pasukan keamanan dalam beberapa pekan mendatang. Saya berharap mengubah kepala lembaga pertahanan dalam 24 jam ke depan," kata Sirisena, dalam pidatonya, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (24/4/2019).
Dia mengaku kecewa tidak mendapatkan informasi intelijen soal ancaman terorisme tersebut. Dia menargetkan restrukturisasi dilakukan secepatnya.
"Para pejabat keamanan yang mendapat laporan intelijen dari negara asing tidak membagikannya kepada saya. Tindakan yang tepat akan diambil. Saya sudah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pejabat ini," ujar dia.
Rentetan ledakan bom di Sri Lanka diketahui terjadi di tiga gereja -Gereja St Sebastian, Gereja St Anthony, dan Gereja Katolik Roma Zion; serta lalu empat hotel mewah yakni Hotel Shangri La, Hotel Kingsbury, Hotel Cinnamon Grand, dan Hotel New Tropical Inn, serta sebuah rumah di pinggiran Kolombo.
Otoritas Sri Lanka sejauh ini melaporkan jumlah korban tewas setempat mencapai 321 orang sedangkan jumlah korban luka mencapai sekitar 500 orang. Terdapat puluhan warga negara asing (WNA) di antara korban tewas.
Kepolisian Sri Lanka menangkap 40 tersangka yang sebagian besar warga Sri Lanka, terkait rentetan bom tersebut. Para penyidik Sri Lanka meyakini sedikitnya ada tujuh pengebom bunuh diri yang melakukan serangan.
Otoritas Sri Lanka menduga kelompok militan lokal bernama Jamaah Tauhid Nasional (NTJ) menjadi dalang rentetan bom itu. NTJ dicurigai mendapat bantuan dari jaringan internasional dalam melancarkan aksinya.
Editor: Nathania Riris Michico