PBB Kutuk Aksi Pembakaran Alquran di Swedia
NEW YORK, iNews.id - PBB mengecam aksi pembakaran Alquran oleh ekstrimis sayap kanan di Swedia. Insiden tersebut juga memicu kerusuhan di kota Malmo, 10 orang demonstran ditangkap polisi.
Kepala Aliansi Perdaban PBB, Miguel Morantinos, menyebut aksi penistaan agama tersebut sebagai perbuatan terkutuk dan sama sekali tidak dapat diterima.
"Moratinos mencatat bahwa tindakan menyedihkan yang dilakukan oleh pelaku kebencian, termasuk ekstrimis sayap kanan dan kelompok radikal lainnye memicu kekerasan dan menghancurkan struktur komunintas kita," kata Nihal Saad, juru bicara Moratinos dikutip dari Xinhua, Minggu (30/8/2020).
"Tindakan ini merupakan penghinaan terhadap tujuan dan nilai yang dianut oleh Aliansi Peradaban PBB yang bekerja pada promosi saling menghormati dan memahami serta memperkuat dialog antara budaya dan antaragama," lanjutnya.
Saad menegaskan Moratinos mengajak komunitas keagamaan tidak terprovokasi insiden tersebut, serta bersama-sama mencegah penodaan terhadap kitab suci dan simbol-simbol agama lainnya.
"Dia meminta para pemimpin agama di seluruh dunia spektrum keyakinan untuk memperbarui kecaman mereka atas semua bentuk kekerasan berdasarkan agama atau kepercayaan," pungkasnya.
Sedikitnya 10 orang ditangkap dan beberapa polisi luka dalam bentrokan di Swedia terlait larangan masuk Rasmus Paludan, politikus Denmark yang anti-Islam untuk mengikuti demonstrasi pembakaran Alquran, Jumat (28/8/2020).
Para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu dan membakar ban di jalanan kota Malmo sejak Jumat malam. Eskalasi kekerasan terus meningkat hingga Sabtu dini hari.
Juru bicara kepolisian Swedia Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Expressen, sekitar 300 orang turun ke jalan terkait insiden sebelumnya di mana para pengunjuk rasa juga membakar Alquran.
Polisi menangkap belasan pengunjuk rasa pada Jumat malam namun semuanya sudah dibebaskan.
Sementara itu juru bicara polisi lainnya Patric Fors mengatakan kepada AFP, beberapa polisi mengalami luka ringan. Kekerasan telah mereda pada Sabtu pagi.
Editor: Arif Budiwinarto