PBB: Lebih dari 1.400 Warga Sipil Tewas di Ukraina sejak Rusia Memulai Serangan
JENEWA, iNews.id – Operasi militer Rusia di Ukraina sejak Februari lalu telah menyebabkan lebih dari 1.400 warga sipil tewas dan lebih dari 2.000 lainnya terluka. Jumlah itu terungkap lewat laporan Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), Minggu (3/4/2022).
“Dari pukul 04.00 pada 24 Februari 2022, ketika serangan bersenjata Federasi Rusia terhadap Ukraina dimulai, hingga pukul 24.00 tengah malam pada 2 April 2022 (waktu setempat), OHCHR mencatat 3.455 korban sipil di negara itu,” demikian bunyi pernyataan OHCHR, seperti dikutip kantor berita Sputnik, Senin (4/4/2022).
“(Perinciannya adalah) 1.417 orang tewas dan 2.038 orang terluka,” kata kantor PBB itu lagi.
OHCHR menjelaskan, sebanyak 1.504 korban (468 tewas dan 1.036 terluka) tercatat di wilayah Donetsk dan Luhansk. Sebagian besar dari korban itu berada di wilayah yang dikendalikan oleh Kiev. Sementara sebanyak 1.951 korban (949 tewas dan 1.002 terluka) terdapat di wilayah Ukraina lainnya.
Pernyataan OHCHR selanjutnya mengungkapkan, pada pukul 08.00 pagi pada Minggu kemarin (waktu setempat), ada 158 anak yang tewas dan sedikitnya 258 anak yang terluka.
Kantor HAM itu menambahkan, sebagian besar korban sipil disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan beberapa sistem peluncuran roket, dan serangan rudal dan udara.
Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah di Donbas, yang memisahkan diri dari Ukraina.
Menanggapi tindakan militer Rusia tersebut, negara-negara Barat meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow.
Editor: Ahmad Islamy Jamil