Pejabat Antiterorisme AS Prediksi ISIS Akan Punya Pemimpin Baru dalam Waktu Dekat
WASHINGTON, iNews.id - Kematian pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi dalam serangan pasukan Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu diyakini tak akan mematikan jaringan militan garis keras itu.
Tak hanya itu, kekosongan posisi pemimpin di ISIS setelah kematian Al Baghdadi diyakini tak berlangsung lama. Ini karena masih banyak sumber daya di kelompok tersebut meskipun kondisi mereka terjepit.
Penjabat Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Amerika Serikat Russ Travers mengatakan, sulit untuk memprediksi sosok di ISIS yang akan mengambil alih kepemimpinan.
Namun Travers menyebut ada sejumlah nama yang tampaknya memenuhi syarat menjadi pengganti Al Baghdadi. Masing-masing dari mereka punya kemampuan untuk memerintah sekitar 14.000 militan yang tersebar di seluruh wilayah Suriah dan Irak.
"Tidak diragukan bahwa ISIS mengalami kerugian besar dalam serangan akhir pekan," kata Travers kepada Komite Keamanan Dalam Negeri AS, merujuk pada kematian Al Baghdadi serta juru bicara ISIS Abu Hassan Al Muhajir, dikutip dari AFP.
Namun dia mengingatkan kondisi ini akan memberi peluang naiknya orang-orang yang selama ini belum dikenal. Mereka bisa saja lebih berbahaya
"Amerika Serikat dan koalisi meraih keberhasilan luar biasa dalam menghapus kepemimpinan Al Qaeda dan ISIS selama bertahun-tahun. Namun bangku cenderung naik ke puncak. Dugaan saya, di suatu tempat antara beberapa hari dan pekan, kita akan melihat pemimpin baru (kekhalifahan) diumumkan," tuturnya.
Dia memprediksi pemimpin ISIS yang baru ini bakal membangun hubungan dengan Ayman Al Zawahiri, pemimpin Al Qaeda.
"Akan ada pidato pujian. Pujian itu akan datang bahkan dari Al Qaeda. Kita akan melihat seruan untuk serangan terhadap kepentingan Barat. Kemudian kita akan melihat permintaan agar cabang dan afiliasinya bersumpah setia kepada pemimpin baru," tutur Travers.
Lebih lanjut dia menduga operasi-operasi ISIS yang sudah dirancang tak akan terpengaruh oleh kematian Al Baghdadi.
Selain di Suriah dan Irak, ISIS memiliki sekitar 20 cabang dan afiliasi di seluruh dunia, dengan jumlah mulai dari ratusan hingga ribuan seperti Afghanistan.
"Ini memperingatkan kita bahwa mereka punya banyak pilihan untuk menciptakan kekacauan," kata Travers.
Editor: Anton Suhartono