Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru Kirim Email Kebencian dari Penjara
WELLINGTON, iNews.id - Pelaku penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret lalu, Brenton Tarrant, diketahui sempat mengirim surat email kepada rekan-rekannya di luar negeri. Padahal, pria asal Australia itu berada di tahanan dengan tingkat keamanan tinggi di Auckland.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana bisa penjahat yang didakwa 51 tuduhan pembunuhan berencana, 49 tuduhan perencaan pembunuhan, dan terorisme, itu bisa mendapatkan akses ke internet.
Salah satu email ditujukan kepada seorang pria Rusia bernama Alan. Bahkan Alan mengunggah kembali isi surat tersebut ke situs web 4Chan.
Isinya merupakan tulisan tangan dalam huruf kapital dalam enam lembar membahas perjalanan Tarrant ke Rusia pada tahun 2015. Di situ dia mengungkapkan kekagumannya terhadap tokoh fasis Inggris, Oswald Mosley, dan keyakinannya bahwa akan ada konflik besar.
Perdana Menteri Jacinda Ardern geram Tarrant bisa leluasa mengirim surat dari dalam penjara, lolos dari sistem pemeriksaan penjara.
"Departemen mengakui kesalahan di sini. Orang ini seharusnya tidak dapat mengirim pesan kebenciannya dari balik pintu penjara," kata Ardern, dikutip dari AFP, Kamis (15/8/2019).
Kepala departemen kedisiplinan penjara Christine Stevenson meminta maaf dan heran bagaimana bisa Tarrant mengirim email.
"Saya ingin meminta maaf atas kesedihan yang disebabkan oleh hal yang dipengaruhi dari peristiwa tragis pada 15 Maret," ujarnya.
Atas kasus ini, lanjut Stevenson, hak-hak Tarrant ditangguhkan sementara sampai proses pemeriksaan.
"Kami benar-benar berkomitmen untuk memastikan bahwa dia tidak punya kesempatan untuk membuat bahaya atau kesusahan, baik secara langsung maupun tidak langsung," tuturnya.
Menteri Lembaga Pemasyarakatan Kelvin Davis mengatakan, sebelum kasus ii Tarrant mengirim sembilan surat dari dalam tahanan, dua untuk ibunya serta tujuh untuk temannya. Namun dua di antaranya tidak diperbolehkan keluar.
Editor: Anton Suhartono