Pemain Anggar Remaja Putri Uzbekistan Mengaku Diperkosa 3 Atlet Italia di Hotel
MILAN, iNews.id – Seorang pemain anggar remaja putri asal Uzbekistan menuduh tiga atlet Italia lainnya memerkosanya saat menjalani kamp pelatihan di Tuscany, beberapa bulan lalu. Pada waktu itu, korban masih di bawah umur, kata pengacaranya pada Senin (4/3/2024).
Reuters melansir, dugaan pemerkosaan itu terjadi pada malam tanggal 4-5 Agustus 2023 di sebuah kamp internasional untuk pemain anggar muda di Chianciano Terme, dekat Siena. Di lokasi itu, pemain anggar putri Uzbekistan itu ambil bagian bersama dengan para anggota tim anggar nasional junior Italia.
Tiga pemain anggar Italia, termasuk seorang anak di bawah umur, kini menjalani penyelidikan resmi terkait tuduhan itu. Akan tetapi, pengacara mereka membantah bahwa para kilennya melakukan kesalahan. Sementara Federasi Anggar Italia (FIS) belum menskors ketiga atlet itu.
Nama-nama tersangka dan korban belum diungkapkan ke publik.
Korban, yang saat itu berusia 17 tahun, menceritakan bahwa dia terbangun dengan rasa sakit dan memar di kamar hotel bersama tiga anak laki-laki. Menurut pengacaranya, Luciano Guidarelli, korban bertemu para pelaku pada malam sebelumnya di sebuah bar.
Dia menuturkan, korban pertama-tama memberi tahu teman sekamarnya tentang kejadian tersebut. Tak lama setelah itu, korban memberi tahu ibunya, yang saat itu berada di Italia, dan kemudian menemani putrinya ke rumah sakit dan mengajukan pengaduan hukum.
Jaksa Siena membuka kasus ini pada Agustus dan masih melakukan penyelidikan. Perkara tersangka yang masih di bawah umur berada di tangan jaksa khusus yang menangani anak di bawah umur.
Sementara pengacara ketiga orang tersebut membantah melakukan kesalahan. Dia pun meminta kepada semua pihak untuk menghormati proses hukum sambil menunggu keputusan pengadilan.
“Klien-klien saya mengaku tidak bersalah, karena mereka tidak pernah menggunakan kekerasan terhadap siapa pun,” kata pengacara para tersangka, Enrico De Martino, dalam sebuah pernyataan.
Dugaan pelanggaran tersebut terungkap setelah Guidarelli berbicara kepada media Italia pada akhir pekan lalu tentang keprihatinannya atas lambannya kasus tersebut ditangani oleh jaksa dan Federasi Anggar Italia (FIS). Namun, dalam sebuah pernyataan, Kantor Kejaksaan Siena mengklaim kasus tersebut telah ditangani dengan benar dan tepat waktu.
Guidarelli mengkritik FIS karena tidak memberikan sanksi terhadap ketiga atlet tersebut. “Hal ini memungkinkan anak perempuan (korban) tersebut kemudian harus bertemu lagi dengan ketiga anak laki-laki tersebut selama kompetisi dan kamp pelatihan lainnya sehingga menimbulkan trauma psikologis,” katanya.
Menjawab hal itu, FIS menyatakan dalam siaran persnya bahwa mereka telah memantau kasus ini sejak awal dan akan selalu menjaga citra olahraga tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil