Pemberontak Serang Sekolah Militer di Myanmar, 1 Orang Tewas
YANGON, iNews.id - Pemberontak melancarkan serangan baru di seluruh bagian utara Myanmar, Kamis (15/8/2019). Mereka membakar sebuah pos polisi dan membunuh setidaknya satu anggota staf sipil di sebuah perguruan tinggi militer.
Aliansi Utara, sekelompok orang-orang bersenjata yang aktif di wilayah itu, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Akademi Teknologi Layanan Pertahanan di Pyin Oo Lwin, negara bagian Shan bagian barat, dan empat sasaran lainnya.
Juru bicara militer Tun Tun Nyi mengatakan, tentara kini berjuang melawan gerilyawan di Kota Naung Cho, dekat jembatan Gokteik, jembatan kereta api menjulang yang dibangun di bawah kekuasaan kolonial Inggris.
Jembatan lain dihancurkan oleh pemberontak yang juga membakar kantor polisi kota itu.
"Ada korban, tetapi kami belum dapat memastikan nomornya," kata Tun, kepada Reuters melalui telepon.
Pertempuran juga dilaporkan terjadi di gerbang tol di jalan raya menuju Lashio, kota terbesar di negara bagian Shan.
Serangan-serangan itu menandai ekskalasi besar dalam konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun di wilayah itu, di mana beberapa kelompok memperjuangkan otonomi bagi etnis minoritas.
Seorang juru bicara untuk Aliansi Utara mengatakan pihaknya menanggapi aksi tentara baru-baru ini di daerah etnis.
"Kami bertujuan mengubah medan perang, karena militer Burma meningkatkan serangan mereka di daerah etnis selama beberapa hari ini," kata juru bicara Mong Aik Kyaw, kepada Reuters.
"Pemerintah yang dipimpin Aung San Suu Kyi berusaha menciptakan perdamaian, tetapi tidak ada yang bisa terjadi jika militer tidak berpartisipasi di dalamnya," tambahnya.
Pertempuran ini menjadi kemunduran lain dari upaya pemimpin Aung San Suu Kyi untuk membawa perdamaian ke negara itu di tengah transisi dari pemerintahan militer penuh.
Peraih Nobel itu bersumpah memprioritaskan pembicaraan damai antara kelompok-kelompok bersenjata etnis, militer, dan pemerintah sipil.
Namun konflik meningkat di bagian utara negara bagian Kachin dan Shan serta wilayah Rakhine barat di perbatasan dengan Bangladesh.
Editor: Nathania Riris Michico