Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida
Advertisement . Scroll to see content

Pembicaraan Gencatan Senjata Gagal, Faksi yang Berseteru di Sudan Bentrok Lagi

Jumat, 02 Juni 2023 - 20:48:00 WIB
Pembicaraan Gencatan Senjata Gagal, Faksi yang Berseteru di Sudan Bentrok Lagi
Dua faksi yang bertikai di Sudan terlibat bentrok lagi. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.id - Dua faksi yang bertikai di Sudan terlibat bentrok lagi. Sebelumnya, pembicaraan yang bertujuan untuk mempertahankan gencatan senjata dan mengurangi krisis kemanusiaan gagal hingga mendorong AS mengeluarkan sanksi.

Warga Khartoum dan Omdurman mengatakan tentara melanjutkan serangan udara dan menggunakan lebih banyak artileri saat bentrokan berlanjut dari Kamis (1/6/2023) hingga Jumat (2/6/2023) pagi. Meski demikian, tidak ada tanda-tanda bahwa lawannya, kelompok paramiliter RSF mundur dari jalan-jalan kota dan rumah-rumah yang didudukinya.

"Kami sangat menderita akibat perang ini. Sejak pagi ini terdengar suara kekerasan. Kami hidup dalam teror. Ini benar-benar mimpi buruk," kata Shehab al-Din Abdalrahman (31) di distrik selatan ibu kota.

Peperangan selama tujuh minggu antara tentara dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) telah menghancurkan sebagian Khartoum tengah. Pertikaian ini mengancam akan mengguncang wilayah yang lebih luas. Lebih dari 1,2 juta orang mengungsi di dalam Sudan, dan 400.000 lainnya ke negara-negara tetangga.

Pada hari Kamis, AS dan Arab Saudi menangguhkan pembicaraan gencatan senjata setelah mediasi yang gagal. Pasalnya, pihak yang bertikai menuduh pihak lain menduduki rumah, bisnis dan rumah sakit, melakukan serangan udara serta melakukan gerakan militer yang dilarang.

"Washington menjatuhkan sanksi pada bisnis milik tentara dan RSF. AS pun mengancam tindakan lebih lanjut jika pihak itu terus menghancurkan negara mereka," menurut seorang pejabat senior AS.

Duta Besar Sudan untuk Washington, Mohamed Abdallah Idris mengatakan, pemerintah dan tentara tetap berkomitmen penuh pada pakta gencatan senjata. Hukuman apa pun harus dikenakan pada pihak yang tidak mematuhi apa yang ditandatangani. 

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pelanggaran gencatan senjata. Sejak penggulingan penguasa lama Omar al-Bashir pada 2019, pemerintah Sudan dipimpin oleh dewan kedaulatan di bawah panglima militer Abdel-Fattah al-Burhan. Kepala RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti menjadi wakilnya.

Setelah mereka berperang pada 15 April, Burhan mengatakan dia telah memecat Hemdti dari dewan. Departemen pemerintah tetap bersekutu dengan tentara.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut