Pemerintah Korsel Tepis Kekhawatiran Bocornya Data Jet Tempur KF-21 Terkait Hubungan RI-Korut
SEOUL, iNews.id - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menegaskan tidak ada ancaman kebocoran data atau pelanggaran teknologi sensitif dalam proyek jet tempur KF-21 Boramae, menyusul pembaruan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Utara (Korut).
Pernyataan ini disampaikan untuk menepis kekhawatiran sejumlah pengamat yang menilai hubungan baru Jakarta-Pyongyang bisa membuka celah keamanan teknologi pertahanan.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menegaskan, seluruh data dan teknologi terkait proyek KF-21 telah terlindungi secara ketat sesuai perjanjian kerahasiaan antara Seoul dan Jakarta.
“Kami tidak yakin teknologi KF-21 akan bocor. Kami secara ketat membatasi akses transfer teknologi hanya kepada pengguna akhir yang disetujui dan memastikan tidak ada peluang kompromi,” tegas Ketua DAPA, Seok Jong Gun, dikutip dari Korea Times, Sabtu (18/10/2025).
Sebelumnya, kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono ke Pyongyang pada 10–11 Oktober lalu sempat menimbulkan kecemasan di kalangan pengamat Korsel. Dalam kunjungan tersebut, Indonesia dan Korut memperbarui nota kesepahaman (MoU) yang mencakup kerja sama politik, sosial, budaya, teknis, dan olahraga.
Meski tidak dijelaskan secara rinci bidang “teknis” yang dimaksud, sebagian pihak di Seoul menduga ada potensi risiko bagi keamanan proyek strategis KF-21.
Kekhawatiran itu muncul karena Indonesia merupakan mitra utama Korsel dalam pengembangan jet tempur generasi 4,5 tersebut sejak 2015. Dalam proyek senilai miliaran dolar AS itu, Indonesia berkomitmen mendanai sekitar 20 persen dari total biaya dan menerima transfer teknologi untuk memproduksi varian IF-X di dalam negeri.
Namun hubungan kedua negara sempat diuji setelah terjadi penundaan pembayaran dari pihak Indonesia dan insiden dugaan upaya pengambilan data rahasia oleh insinyur Indonesia di fasilitas Korea Aerospace Industries (KAI).