Pemicu Malaysia Larang Anak-Anak Pakai Ponsel, dari Pemerkosaan hingga Pembunuhan Siswi

KUALA LUMPUR, iNews.id - Pemerintah Malaysia berencana melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun menggunakan telepon seluler (ponsel). Langkah drastis ini muncul setelah serangkaian kasus kekerasan di kalangan pelajar, mulai dari perundungan yang berujung kematian, pemerkosaan bergilir, hingga pembunuhan di lingkungan sekolah.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, pemerintah kini tengah meninjau kebijakan besar-besaran untuk melindungi pelajar dari dampak buruk media sosial dan game online yang dinilai memicu perilaku menyimpang dan agresif.
“Kita telah melihat bagaimana media sosial dan game online bisa memengaruhi perilaku, terkadang mengarah pada tindakan kriminal,” ujar Anwar, dikutip dari The Star, Sabtu (18/10/2025).
Anwar menegaskan, pemerintah kemungkinan besar akan meloloskan aturan larangan penggunaan ponsel bagi anak di bawah 16 tahun sebagai bagian dari upaya nasional menekan kekerasan antarpelajar.
“Usulan ini masih dikaji, tapi banyak negara telah menerapkan langkah serupa,” katanya.
Rentetan Kasus Brutal di Sekolah
Gelombang kekerasan di sekolah-sekolah Malaysia memuncak dalam beberapa bulan terakhir. Kasus yang paling menyita perhatian publik adalah kematian siswi SMA Zara Qairina Mahathir, yang bunuh diri dengan melompat dari lantai tiga asrama sekolahnya pada Juli lalu. Zara diduga menjadi korban perundungan berat dari teman-temannya.
Belum reda kasus tersebut, pada awal Oktober, publik kembali digemparkan dengan pemerkosaan bergilir terhadap siswi 15 tahun di Malaka. Empat pelajar laki-laki ditangkap setelah memperkosa korban, merekam aksinya, dan menyebarkan video itu ke teman-teman sekelas.
Kasus terbaru bahkan lebih mengerikan, seorang siswi SMA tewas ditikam oleh rekannya sendiri di dalam sekolah. Polisi masih mendalami apakah insiden itu terkait dengan motif bullying atau tidak.