Pemimpin Junta Myanmar Semringah Dapat Surat dari Trump padahal Isinya Tarif 40%
YANGON, iNews.id – Di saat negara-negara lain mengkritik keras tarif tinggi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS), Myanmar justru menunjukkan respons yang tidak biasa. Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menyambut dengan senang hati surat dari Presiden AS Donald Trump, meski isinya berupa ancaman tarif masuk sebesar 40 persen terhadap produk ekspor Myanmar.
Surat yang diterima pada 7 Juli itu diyakini sebagai bentuk pengakuan publik pertama dari AS terhadap pemerintahan junta yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer pada Februari 2021. Pemerintah junta menyambutnya sebagai kehormatan diplomatik.
“Kami merasa terhormat menerima surat dari Presiden Trump. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan kami diakui dan diperhitungkan,” ujar pernyataan dari kantor Jenderal Min Aung Hlaing.
Dalam suratnya, Trump menyampaikan bahwa tarif masuk 40 persen akan mulai berlaku pada 1 Agustus. Tarif tersebut bahkan disebut lebih rendah dari proposal awal sebesar 44 persen yang diumumkan pada April. Meski tetap memberatkan secara ekonomi, junta militer tampaknya lebih menyoroti sisi simbolis dari komunikasi langsung ini.
Lebih lanjut, Jenderal Min merespons dengan nada positif. Ia tidak hanya mengungkapkan rasa terima kasih atas surat tersebut, tetapi juga memuji Trump secara pribadi. Min bahkan menyebut bahwa Pilpres AS 2020 telah dicurangi, dan mendukung klaim Trump bahwa kemenangan Joe Biden tidak sah.
“Presiden Trump adalah pemimpin yang jujur terhadap rakyatnya. Kami memahami perjuangannya menghadapi media dan sistem yang tidak adil,” ucap Min dalam pernyataan resminya.