Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kloset Berlapis Emas Masih Berfungsi Dilelang, Ditaksir Laku Rp167 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Pemimpin Kelompok Islam dan Yahudi Bertemu Secara Rahasia di Skotlandia, Ada Apa?

Kamis, 13 Februari 2025 - 11:40:00 WIB
Pemimpin Kelompok Islam dan Yahudi Bertemu Secara Rahasia di Skotlandia, Ada Apa?
Para pemimpin senior Islam dan Yahudi Inggris mengadakan pertemuan rahasia di Skotlandia kemudian bertemu Raja Charles III (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Para pemimpin senior Islam dan Yahudi Inggris mengadakan pertemuan rahasia. Mereka menandatangani perjanjian rekonsiliasi yang hasilnya diserahkan kepada Raja Charles III pekan ini.

Surat kabar The Times melaporkan, pertemuan tersebut diselenggarakan pada Januari 2025 di Kastil Drumlanrig, Skotlandia. Sebanyak 11 pemimpin agama hadir dalam pertemuan tersebut, di samping perwakilan lain.

Dokumen kesepakatan yang disebut Perjanjian Drumlanrig itu kemudian diserahkan kepada Raja Charles pada Selasa (11/2/2025). Pertemuan diadakan atas undangan Duke of Buccleuch, bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara komunitas Muslim dan Yahudi di Inggris pasca-perang Gaza.

Namun ide untuk melakukan pertemuan diajukan oleh imam Masyarakat Ahlul Bait Skotlandia, Sayed Razawi. Dia telah bekerja selama setahun mempertemukan tokoh-tokoh Muslim dan Yahudi.

Raja Charles memuji pertemuan itu dengan menyebutnya sebagai momen luar biasa. Dia juga senang bisa menjamu para pemimpin agama.

"Para pemimpin merasa terhormat bisa menyerahkan salinan perjanjian tersebut kepada yang mulia raja di Istana Buckingham, menggarisbawahi signifikansi nasional dan sosial yang mendalam," bunyi pernyataan bersama tokoh agama Islam dan Yahudi, seperti dikutip dari Arab News, Kamis (13/2/2025).

Dokumen itu di antaranya berisi komitmen kedua pihak yang dibangun atas dasar saling menghormati, dialog, dan kolaborasi antara Muslim dan Yahudi Inggris. Kesepakatan juga menyoroti warisan spiritual bersama dari kedua agama. Kedua komunitas juga berkomitmen untuk bekerja sama dalam inisiatif praktis mendukung kelompok masyarakat paling rentan.

“Awalnya orang-orang gugup saat masuk dan melihat kastil besar, membuat Anda tercengang. Tapi dalam waktu 1,5 jam semua orang menjadi sahabat karib, bercanda, berbicara tentang keluarga masing-masing, membahas berbagai isu dan masalah,” kata Razawi.

Meski inisiatif ini datang dari tokoh Syiah, perwakilan dari Sunni juga hadir. Selain itu pegawai pemerintah serta perwakilan kelompok masyarakat juga hadir dalam pertemuan itu.

Ephraim Mirvis, kepala rabi dari United Hebrew Congregations of the Commonwealth, juga memainkan peran penting.

Mirvis mengatakan kesepakatan tersebut merupakan langkah awal yang berani untuk membangun kembali kepercayaan penting antara komunitas Muslim dan Yahudi dalam jangka panjang.

“Mereka tidak mengabaikan perbedaan, mereka mengakuinya. Tapi mereka juga mengirimkan pesan yang kuat bahwa di masa perpecahan, saat jauh lebih mudah untuk mundur ke dalam ketakutan dan kecurigaan, kita siap untuk mengambil jalan yang lebih menantang menuju rekonsiliasi,” ujarnya.

Setelah berdiskusi 8 jam dalam pertemuan, para pemimpin agama menyetujui kesepakatan tersebut. Mereka bertemu lagi pada Selasa lalu di Spencer House London untuk menandatangani dokumen, sebelum berjalan bersama ke Istana Buckingham untuk menyerahkannya kepada Raja Charles.

Para pengamat berharap, kesepakatan tersebut akan mengarah pada pembentukan badan bersama yang memantau insiden Islamofobia dan antisemit di Inggris.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut