Pemimpin Partai Komunis Vietnam Dicalonkan Lagi Periode Ke-3, Meski Tak Penuhi Syarat
HANOI, iNews.id – Nguyen Phu Trong, presiden Vietnam sekaligus sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam, kembali menjadi bakal calon yang akan menduduki kursi puncak partai yang berkuasa itu. Tokoh yang dikenal keras dalam menggagas kampanye antikorupsi di Vietnam itu dinominasikan untuk menjalani masa jabatan ketiga yang jarang terjadi sebelumnya.
Nama Trong kembali bergema di arena Kongres Partai Komunis Vietnam, yang telah dimulai sejak Senin (25/1/2021). Kongres lima tahunan yang akan berlangsung selama sembilan hari itu dihadiri lebih dari 1.600 delegasi partai.
Pertemuan akbar tersebut akan memilih tim kepemimpinan partai yang baru, yang bertujuan meningkatkan kesuksesan ekonomi Vietnam yang sedang berjalan, sekaligus membahas keabsahan aturan partai.
Trong yang kini berusia 76 tahun diperkirakan akan terus menjabat sebagai sekjen Partai Komunis Vietnam, sekalipun ada masalah kesehatan dirinya. Begitu pun dengan usianya yang sudah renta, yang secara teknis dapat mendiskualifikasi Trong dari pencalonan posisi tersebut. Namun, dia mendapat pengecualian “khusus”.
“Menurut Piagam Partai, anggota Komite Sentral yang akan dipilih kembali tidak boleh lebih dari 60 tahun, dan anggota Politbiro yang dipilih kembali harus berusia di bawah 65 tahun,” kata delegasi kongres, Hau A Lenh, kepada surat kabar pemerintah Tien Phong, dikutip kembali Reuters, Rabu (27/1/2021).
“Sekretaris jenderal (Partai Komunis) sekaligus presiden adalah salah satu calon yang usianya melewati batas umur dan dengan kasus khusus,” kata Lenh.
Vietnam memiliki penguasa yang secara resmi dipimpin oleh “empat pilar”, yaitu pemimpin Partai Komunis, seorang presiden, seorang perdana menteri, dan seorang ketua Majelis Nasional.
Kedudukan di level tertinggi politik Vietnam tersebut diatur oleh peraturan partai, yang pada kenyataannya selalu dilakukan dengan proses yang sangat rahasia. Dengan kata lain, berbagai pengecualian alias pelanggaran dalam penerapan aturan itu sering terjadi.
Sejak memimpin Partai Komunis Vietnam pada 2011, Trong telah menjadi salah satu tokoh paling kuat di negara itu. Terlebih setelah dia muncul kembali untuk masa jabatan kedua, dalam perebutan kekuasaan melawan mantan perdana menteri pada kongres partai terakhir 2016.
Tindakan kerasnya yang membara melawan korupsi, berhasil membuat puluhan pejabat tingkat tinggi, termasuk seorang anggota politbiro partai, dijatuhi hukuman penjara yang cukup lama. Meskipun kalangan kritikus menggambarkan tindakan keras itu bermotif politik.
Editor: Ahmad Islamy Jamil