Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Angkatan Udara Amerika Kekurangan 300 Jet Tempur untuk Penuhi Target Trump
Advertisement . Scroll to see content

Pemimpin Tertinggi Khamenei Tak Yakin Iran Akan Berdamai dengan Amerika

Senin, 25 Agustus 2025 - 08:26:00 WIB
Pemimpin Tertinggi Khamenei Tak Yakin Iran Akan Berdamai dengan Amerika
Ayatollah Ali Khamenei pesimistis Iran bisa berdamai dengan Amerika Serikat (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

TEHERAN, iNews.id - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pesimistis negaranya bisa berdamai dengan Amerika Serikat (AS). Perselisihan kedua negara, terutama terkait nuklir, sulit terpecahkan.

Khamenei juga bersumpah Iran tidak akan tunduk kepada keinginan AS, menegaskan akan terus melanjutkan program nuklir damainya.

Dia lalu mengecam pihak-pihak yang menganjurkan perundingan langsung dengan AS untuk membahas nuklir sebagai orang yang berpikiran dangkal.

"Musuh telah gagal melemahkan Iran melalui perang," kata Khamenei, kepada media pemerintah, dikutip Senin (25/8/2025).

Dia juga menuduh AS dan Israel terus berupaya menciptakan perpecahan di dalam negeri Iran. Intelijen Iran belum lama ini menggagalkan upaya kerusuhan di Teheran melibatkan ratusan orang direkrut Mossad.

Khamenei lalu mengomentari pernyataan Presiden AS Donald Trump agar Iran menyerah. Rakyat Iran sangat tersinggung dengan pernyataan tersebut, bentuk penghinaan yang sangat besar dari Trump serta bertekad melawan dengan sekuat tenaga.

Trump pada Juni lalu mendesak Iran untuk menyetujui tuntutan AS tanpa syarat, termasuk menghentikan program nuklir.

Khamenei menegaskan, rakyat Iran semakin bersatu dan kompak pasca-serangan Israel dan AS pada Juni lalu. Dia menekankan perlunya mempertahankan persatuan tersebut.

Israel melancarkan serangan ke Iran pada 13 Juni lalu, mengincar fasilitas nuklir, militer, dan para ilmuwan nuklir. AS ikut membantu Israel dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.

Iran membalas serangan Israel ke berbagai wilayah negara itu menggunakan rudal dan drone. Serangan juga ditujukan ke pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah yakni di Odeid, Qatar.

Perang berakhir pada 24 Juni atau setelah 13 hari melalui mediasi AS dan Qatar.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut