Penandatanganan Perjanjian Damai Bersejarah Taliban dan AS di Depan Mata
KABUL, iNews.id - Kesepakatan pengurangan kekerasan selama sepekan antara kelompok militan Taliban, Amerika Serikat, dan pasukan keamanan Afghanistan, diterapkan mulai Sabtu (22/2/2020).
Ini mengindikasikan semakin dekatnya penandatangan kesepakatan damai antara Taliban dengan AS sejak konflik pada 2002.
"Pengurangan kekerasan akan dimulai pada 22 Februari dan akan berlangsung selama sepekan," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, Javed Faisal, kepada AFP, Jumat (21/2/2020).
Jika gencatan senjata sebagian ini sukses maka menjadi sinyal positif menuju berakhirnya konflik yang berlangsung sejak 18 tahun lalu.
Selama lebih dari 1 tahun, AS menggelar pembicaraan dengan Taliban untuk mencapai kesepakatan penarikan seluruh pasukan.
Pemerintahan Donald Trump bersedia menarik 12.000 sampai 13.000 pasukan yang tersisa asal Taliban memberi jaminan keamanan di negara yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani itu.
Sementara itu pengurangan kekerasan ini menunjukkan bahwa para pemimpin Taliban dapat mengendalikan pasukan mereka. Taliban juga sudah menunjukkan iktikad baik sebelum kesepakatan.
Sebenarnya dokumen perdamaian nyaris diteken Trump pada September 2019 namun dibatalkan pada saat-saat terakhir. Penyebabnya, Trump murka karena tentaranya tewas akibat kekerasan.
Sementara itu para pejabat Afghanistan mengatakan, perjanjian damai AS-Taliban bisa saja diteken pada 29 Februari di Doha, Qatar, jika pengurangan kekerasan selama sepekan ini berjalan sesuai rencana.
Namun para analis meragukan gencatan senjata akan berjalan sukses. Mereka menilai kompleksnya konflik di Afghanistan dengan berbabagai macan kepentingan berisiko membuat rencana perdamaian gagal kapan saja.
Asumsi terburuk, kelompok militan justru memanfaatkan waktu gencatan senjata ini untuk berkonsolidasi dan menguatkan kembali pasukan.
Editor: Anton Suhartono