Penderitaan Warga Gaza Wilayahnya Bakal Dicaplok Israel: Mau Lari ke Mana Lagi?
GAZA, iNews.id - Keputusan Israel mencaplok Kota Gaza memicu kepanikan dan kekhawatiran di kalangan warga. Bagi banyak orang, mengungsi bukan lagi solusi karena seluruh wilayah Jalur Gaza kini sama-sama mematikan.
Maghzouza Saada, warga Beit Hanoon, mengaku marah karena kembali dipaksa meninggalkan rumah karena Israel caplok Gaza. Namun, dia menegaskan tidak ada satu pun wilayah yang aman.
“Selatan tidak aman. Kota Gaza tidak aman, utara tidak aman. Ke mana kita harus pergi? Apakah kita harus menceburkan diri ke laut?” ujarnya kepada Al Jazeera, dikutip Sabtu (9/8/2025).
Kondisi ini membuat warga terjebak dalam dilema. Sebagian, seperti Ahmed Hirz, memilih bertahan meski ancaman nyawa mengintai.
“Saya bersumpah demi Allah, saya telah menghadapi kematian sekitar 100 kali, jadi bagi saya, lebih baik mati di sini,” kata pria yang sudah delapan kali mengungsi sejak 2023 itu.
Rajab Khader juga menolak pindah ke Gaza Selatan. Dia memilih tinggal bersama keluarga dan hewan peliharaannya.
“Israel tidak akan menemukan apa pun kecuali jasad dan nyawa kita,” katanya.
Laporan Al Jazeera menyebut beberapa warga sudah mengemas barang-barang mereka untuk berjaga-jaga jika dipaksa keluar. Bukan karena mereka tahu tujuan, tapi agar tidak terjebak di menit terakhir.
Situasi kian rumit karena rumah sakit, fasilitas air, dan infrastruktur vital lainnya hancur. Amjad Shawa, direktur Jaringan LSM Palestina, mengatakan evakuasi kali ini lebih berisiko.
“Tidak ada yang bisa diberikan kepada warga. Kita tidak boleh meninggalkan lansia dan pasien, tapi kita juga tidak bisa melayani mereka,” ujarnya.
Di tengah ancaman serangan besar-besaran, warga Gaza kini hidup dalam ketidakpastian: bertahan di rumah dengan risiko serangan, atau mengungsi ke tempat yang sama-sama berbahaya.
Editor: Anton Suhartono