Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Militer China Operasikan Kapal Induk Terbesar, Amerika Patut Waspada
Advertisement . Scroll to see content

Peneliti Jerman Dikecam karena Sebar Informasi Menyesatkan soal Virus Korona

Kamis, 06 Februari 2020 - 12:35:00 WIB
Peneliti Jerman Dikecam karena Sebar Informasi Menyesatkan soal Virus Korona
Ilustrasi ilmuwan yang sedang meneliti virus korona baru. (FOTO: Picture Alliance/TPG)
Advertisement . Scroll to see content

BERLIN, iNews.id - Para ilmuwan di Ludwig Maximilian University (LMU) di Munchen, Jerman, mengklaim bahwa virus korona dapat ditularkan oleh orang-orang yang "tidak menunjukkan gejala" penyakit. Klaim itu tertuang dalam sebuah tulisan yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (NJEM).

Namun banyak peneliti lain mengkritik klaim itu dianggap berkontribusi pada meluasnya kepanikan dan intimidasi sosial.

Makalah yang ditulis oleh beberapa dokter di LMU dan diterbitkan di jurnal ilmiah NJEM itu menyebutkan, penyebaran virus korona di Jerman disebabkan oleh seorang perempuan dari China yang berkunjung ke Jerman dan secara tidak sadar membawa virus itu ketika menghadiri konferensi kerja di sebuah perusahaan.

Perempuan itu disebut tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala infeksi pada saat penularan.

Namun klaim itu kini dikecam para peneliti lain karena dianggap menguatkan anggapan bahwa seseorang dapat tertular virus korona dari orang yang tidak menunjukkan gejala virus.

Selama ini, para ilmuwan di China sudah mengeluarkan pernyataan serupa seperti tim dokter di Munchen. Namun para ahli berpendapat, anggapan itu masih terlalu dini dan belum ada bukti-bukti ilmiah yang mendukungnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyatakan belum menemukan bukti bahwa jenis virus korona dapat ditularkan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala.

Lembaga kesehatan AS itu mengkritik tulisan di NJEM, karena menyebutkan juga bahwa virus dapat menyebar dari orang yang terinfeksi namun tanpa gejala dan menularkannya kepada kontak dekat mereka.

Kepada Deutsche Welle, Kamis (6/2/2020), Lembaga penelitian Robert Koch Institute (RKI) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Jerman menyatakan, studi dari Munchen itu memang sangat menyesatkan.

"Berbeda dengan yang tertulis dalam makalah itu, wawancara yang baru-baru ini dilakukan oleh otoritas kesehatan di negara bagian Bayern mengungkapkan bahwa dia (kolega kerja asal China) mungkin memiliki gejala ringan yang tidak spesifik."

Badan Kesehatan Masyarakat di Swedia melontarkan kecaman lebih keras terhadap tim dokter di Munchen dan mengatakan para dokter di LMU tidak punya cukup dukungan ilmiah untuk argumen mereka.

"Temuan mereka mengandung kelemahan dan kesalahan besar," demikian kecaman badan Swedia tersebut.

Jurnal ilmiah "Science" melaporkan, para peneliti di LMU tidak berbicara langsung dengan perempuan yang membawa virus korona ke Jerman, sebelum mempublikasikan temuan mereka. Tim peneliti hanya mengandalkan informasi dari empat pasien lain yang tertular.

"Mereka memberi tahu kami bahwa pasien dari China tampaknya tidak memiliki gejala apa pun," kata Michael Hoelscher dari Pusat Medis LMU, menurut Science.

Michael Hoelscher mengatakan kepada Science: "Hari ini, saya mungkin akan mengatakannya secara berbeda."

LMU yang dihubungi Deutsche Welle tentang kasus ini mengatakan, universitas tidak punya tanggapan langsung terhadap kritik dan kecaman yang muncul saat ini. Mereka menyatakan, para ilmuwan yang menulis dan mempublikasikan studi di NJEM adalah orang-orang yang kapasitasnya diakui dan sering bertugas di seluruh dunia.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut