Pengakuan Mengejutkan Polisi Myanmar: Saya Diperintah Tembak Demonstran sampai Mati
Menurut aturan kepolisian, kata dia, demonstran harus dihentikan dengan peluru karet atau ditembak di bawah lutut. Namun saat itu Tha Peng dan rekan-rekannya diperintah oleh atasan untuk menembak demonstran sampai mati.
Tha Peng tidak sendiri, ada enam rekannya yang juga menentang perintah atasan pada 27 Februari.
Polisi lainnya, Ngun Hlei, mengaku ditempatkan di Kota Mandalay. Dia juga mendapat perintah untuk menembaki demonstran.
Tha Peng dan Ngun Hlei yakin polisi bertindak atas perintah militer Myanmar, dikenal sebagai Tatmadaw.
"Militer menekan pasukan keamanan yang sebagian besar merupakan polisi untuk menghadapi rakyat," kata mereka.
Ngun Hlei mengatakan dia ditegur karena tidak mematuhi perintah lalu dibebatugaskan. Dia lalu meminta bantuan aktivis pro-demokrasi dan diarahkan ke Desa Vaphai hingga menyeberang ke Mizoram pada 6 Maret.
Sebuah dokumen yang ditulis petugas kepolisian Mizoram membeberkan secara rinci biografi para polisi Myanmar disertai penjelasan mengapa mereka melarikan diri.