Penggunaan Herbal Tradisional untuk Pengobatan Covid Diizinkan, Harga Langsung Meroket
KAMPALA, iNews.id - Pemerintah Uganda menyetujui penggunaan herbal lokal sebagai pengobatan pendukung terhadap inveksi virus termasuk Covid-19. Penggunaan obat herbal ini sempat menimbulkan perdebatan terkait kemanjurannya dalam mengobati Covid-19.
Direktur Otoritas Obat Nasional (NDA) Uganda mengatakan, setelah berbagai penilaian dan inspeksi pabrik pembuat produk, Covidex, akhirnya pemerintah menyetujui penggunaannya untuk mendukung pengobatan terhadap infeksi virus.
Herbal ini secara tradisional sering digunakan untuk meringakan gejala beberapa penyakit. Obat herbal ini dikembangkan oleh tim ilmuwan di kota barat daya Mbarara dan dipimpin oleh ahli farmakologi, Patrick Ogwang.
Sebelumnya, NDA sempat meminta produsen obat herbal tersebut menghentikan penjualan. Alasannya, obat tersebut belum mendapat persetujuan terkait keamanannya.
Namun hanya dalam beberapa jam setelah diizinkan, harga obat herbal ini langsung meroket. Dari yang awalnya 3.000 shiling atau 0,84 dolar AS, menjadi 50.000 shilling atau 14 dolar AS.
Kepala NDA mengatakan obat itu tidak menyembuhkan Covid-19 tetapi bisa melengkapi obat-obatan yang digunakan oleh para petugas medis.
"Produk tersebut tidak mengobati dan mencegah Covid-19 tetapi menjadi pengobatan suportif dalam pengelolaan infeksi virus," katanya.
Otoritas obat mengatakan akan terus memantau keamanan Covidex melalui kegiatan pengawasan pasca-pasar. Uganda telah mengkonfirmasi 79.434 kasus virus corona. Jumlah kematian mencapai 989 orang.
Editor: Umaya Khusniah